26 Desember 2008

Vox populi, vox Dei

Suara rakyat (konon) adalah suara Tuhan. Well, buat anda yang percaya bahwa Tuhan adalah Maha Kuasa, kata “konon” tadi bisa diabaikan. Tapi ini juga berarti bahwa semua suara (atau suara semua) adalah suara Tuhan. Kira-kira apa ya suara Tuhan tentang Busway a’la Bandung? {Menjelang Hari Raya (Agama atau Kepercayaan apapun) biasanya suara Tuhan terdengar lebih lantang. }
Yang sudah pasti adalah suara para sopir angkot yang jalurnya overlap dengan jalur Trans Metro Bandung (TMB). Jauh sebelum uji coba yang dilaksanakan tanggal 22 kemarin, suara-suara protes damai mereka sudah bisa kita baca di kaca-kaca belakang mobil angkot cicadas-cibiru, dan trayek-trayek lain yang overlap. Puncak protes ini adalah pada pelaksaan uji coba senin kemarin tersebut. Hampir semua angkot yang melayani trayek TMB melakukan mogok. Akibatnya banyak penumpang yang terlantar dan terpaksa berjalan-jalan. Protes damai tidak bisa bertahan lama dan berujung dengan aksi pelemparan batu.
Yang juga sudah pasti adalah… Pada 28 Desember 2006, Dephub menyerahkan 10 bus untuk TMB kepada Pemkot Bandung. Dengan ultimatum bahwa TMB harus beroperasi paling lambat akhir tahun 2008, atau bus akan ditarik kembali. Sudah bisa ditebak, Pemkot Bandung langsung tancap gas kejar tayang (seperti sinetron stripping). Meskipun dengan kesiapan yang pas-pasan (sama dengan akting para pemain sinetron yang juga ngepas). Walhasil, TMB ditunda.
Sulit memang untuk memuaskan kehendak semua pihak. Di satu sisi, adanya moda angkutan massal yang layak tentunya akan sangat menguntungkan rakyat pengguna angkutan umum. Bahkan diharapkan bisa sedikit mengurangi beban jalan. Tetapi di lain pihak, moda angkutan massal bisa berarti eksekusi mati bagi moda angkutan “kecil” seperti angkot. Dan jangan lupa, sopir angkot juga adalah rakyat.
Well, sebaiknya Pemkot menyelesaikan dulu masalah sosial dengan semua pihak yang berkepentingan. Terutama dengan para pihak yang urusan dapurnya overlap dengan trayek TMB. Karena Pemerintah BUKAN Rakyat! Sebaiknya Pemkot hati-hati dengan murka Rakyat, karena murka Rakyat juga bisa berarti murka Tuhan.
Kita tunggu saja bagaimana akhir dari kisah TMB ini. Apakah akan berakhir sama dengan saudara tuanya di Jakarta? Suara rakyat yang mana yang akan menjadi suara Tuhan? Maha Adil adalah juga salah satu sifat Tuhan. Jadi… let’s wait and see...

Tidak ada komentar: