one down, more to go:) setelah beberapa hari, aku akhirnya bisa menyelesaikan the interpretation of murder. i dont really enjoy reading an e-book. it's illegal dan aku juga gak tahan lama-lama di depan monitor, but it's lot cheaper:) aku gak begitu yakin kalo e-book lebih ramah lingkungan dari pada buku kertas, karena untuk membaca e-book memerlukan listrik yang juga memakan bahan bakar fosil, jadi sama aja dengan menebang pohon untuk kertas, it may even worse. well, aku gak menentang perkembangan teknologi, tapi untuk soal membaca aku lebih suka cara konservatif... di atas kertas:) anyway, bout the novel...
sebenernya buku ini udah cukup lama, cetakan bahasa indonesianya aja udah terbit sejak maret 2007, jadi aku udah cukup ketinggalan. but, better late than nothing:)
pada tahun 1909, sigmund freud mengunjungi amerika serikat. konon setelah beberapa tahun berlalu, freud selalu mengeluhkan kunjungannya ke as tersebut. seminggu sebelum menuju clark university untuk memberikan ceramah, freud menginap di hotel manhattan di new york city. novel karya jed rubenfeld ini bercerita seputar pemecahan misteri pembunuhan dengan bumbu eksplorasi teori freudian.
aku ingat beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 97-98 aku membaca sebuah buku yang sangat menarik dan mempengaruhi banyak cara berpikirku. sebuah novel berjudul dunia sophie karya jostein gaarder. sebuah novel tentang sejarah filsafat sejak awal perkembangannya di yunani hingga abad kedua puluh (kebetulan juga memuat satu bab tentang freud). sebenernya sampai saat ini pun, tidak banyak yang bisa aku mengerti dari novel tersebut:P. tapi justru itu yang menarik, i keep reading the book, again and again:).
aku bukan ahli filosofi (i wish i were!), pun bukan ahli psikologi (amit-amit!). tapi novel "murder" ini memberikan dampak yang hampir sama dengan "sophie". funny feeling inside of me:). jed rubenfeld, menurutku, berhasil "menceritakan" dengan baik teori freud seputar seksualitas dan implikasi dari pengalaman seksual masa lalu terhadap perilaku saat ini. paling tidak dalam bahasa yang cukup bisa dimengerti oleh kami yang awam psikologi. sama seperti "sophie" yang dengan cerdas membawa kita dalam perjalanan sejarah filsafat dalam kerangka fiksi yang menarik. eksplorasi teori freudian ini berkelindan dengan upaya pemecahan misteri pembunuhan ala sherlock holmes dan sedikit bumbu shakespeare:). (meskipun rubenfeld adalah seorang profesor hukum, di princeton dia pernah menulis tesis tentang freud dan mempelajari shakespeare di juilliard school of drama... no wonder:))
ceritanya sendiri berjalan dengan cukup cepat, mungkin mengingat "durasi" yang pendek dari perjalanan frued yang bersejarah ini (hanya satu minggu). meskipun cukup tebal, seandainya aku membaca di atas kertas, aku gak yakin akan bisa meletakkan bukunya sampai ceritanya berakhir. pembaca cukup dibuat terus bertanya-tanya dan menebak siapa dalang utama di balik semua misteri ini sampai menjelang akhir novelnya. i must say that the author has done a great job:).
yang menyebalkan adalah membaca salah satu komentar di sebuah jurnal psikologi populer. komentar yang merendahkan kaum kami (awam psikologi). komentarnya adalah seolah-olah kami yang awam ini akan kesulitan menikmati novel tersebut karena mereka (yang ngakunya tau psikologi) "udah terhabituasi" dengan istilah-istilah psikologi yang terdapat di dalam "murder", sementara kami tidak. trus ada yang bilang "bagus tapi agak sedikit ruwet kalau dibaca orang yg nggak terlalu ngerti istilah-istilah psikoanalisis". so what?! well, u're all FUCKING WRONG!!! menurutku kita gak harus belajar psikologi dulu untuk menikmati novel ini. dan kadang-kadang sedikit ruwet juga menarik, it makes us think. mereka sudah merendahkan kapasitas intelektual kami yang awam. no wonder you guys are called "shrink" in english:P jadi ya sudahlah... biarin aja mereka hidup di awan:) dan tentu saja gak semua orang dari spesies ini nyebelin kok:). oia aku lupa ada juga yang bilang kalo "konflik Freud-Jung digambarkan kurang intens" dan ngakunya "Padahal dalam surat-surat Freud-Jung yang pernah kubaca, isinya benar-benar adu “teori” dan adu “urat” " trus "Sayang Fernczi tidak terlalu menonjol teorinya, juga dgn anaknya Freud, Anna yg hanya mengulang teori Freud". are you stupid or something?! makanya kalo baca pake mata dan otak, jangan pake dengkul! baca dong catatan pengarang di halaman akhir.
calm down my self....:) maaf buat teman-teman varian dari spesies "psikologi" yang lain, nothing personal:) and as i've said before, i don't really hate you all guys, know and love your enemy they said:)
dan sebagai simpulan, menurutku ini novel yang bagus dan layak dibaca :).
1 komentar:
wah ramai sekali ceritanya, download dimana,gw mau baca juga dong!
wah ada apa ama psikologi ? gw gak begitu tau banyak masalah psikologi,ketemu ama orang psikologi aja gak pernah. bukannya orang yang belajar psikologi berarti dia bisa tau orang lain cuma dari sekilas pandang ya. gw takut bohong lo kalo ketemu ama orang kaya gitu.
gw juga kesel kadang tentang psikotes, apaan tuh cuma tes kayak gitu aja udah bisa menghakimi orang lain. masa gw gak diterima masuk kerja cuma gara-gara gaga psikotes.sakit hati banget gak sih.
jangan lupa ya alamat websitenya
Posting Komentar