13 Desember 2012

bencana 12-12-12: nonton Life of Pi

aku sudah berjanji tidak akan banyak mengeluh di blog ini... tapi bencana 12-12-12 kemarin betul-betul sangat-sangat menyebalkan sekali!!!

ada alasan kenapa aku lebih suka nonton film di kamar sendirian, aku gak keberatan dengan kualitas suara yang pas-pasan dan layar berukuran 14 inchi. sebenernya aku gak keberatan nonton film berdua atau bareng teman satu kelas sekalipun... asalkan mereka bersedia menonton dengan "cara-ku."

nonton film di kamar (sendirian, biasanya) adalah salah satu caraku untuk menikmati hidup dengan biaya rendah :) selain alasan ekonomis, nonton sendirian juga memberikan aku ruang pribadi yang luas dan keheningan maksimal untuk menikmati film... betul sekali, "menikmati" adalah kata kuncinya!

menurutku... penonton film bioskop di sini, sebagian besar adalah orang kampungan! menonton layar tancap (apalagi gratisan) di lapangan terbuka adalah hal lain. tempat yang terbuka dan biaya masuk yang nihil membuat kita tidak berhak berharap banyak, jadi tidak masalah buatku, bahkan ketika hujan mengguyur.

celakanya budaya nonton layar tancap gratisan ini dibawa ke dalam gedung bioskop! aku asumsikan penonton bioskop jaringan 21 minimal berasal dari kalangan menengah dan atau terpelajar, paling tidak sebagian besar. sayangnya kelakuan mereka tidak mencerminkan kelas atau tingkat kecerdasannya.

menonton film Life of Pi kemarin di Ciwalk, aku menyaksikan parade pasangan harum berpakaian serasi menenteng perangkat elektronik canggih, ada juga sebagian memakai jaket himpunan mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia yang mangkal di bandung. kurang apalagi coba? itu pemandangan di luar.

di dalam... ada beberapa hal yang menyiksaku ketika berusaha menikmati sebuah film di bioskop. (dimuat tidak berdasarkan urutan tertentu) pertama adalah telepon selular (ponsel). masih ada lho orang yang nyalain ponsel di dalam bisokop! buat apa coba? MENJIJIKKAN! kalo sekedar lupa matiin atau tidak sengaja kepencet tidak masalah buatku... tapi menerima panggilan? mengetik pesan? berkali-kali? sadar gak sih mereka kalo cahaya layar ponsel, suara bicara atau papan ketik atau ringtone, itu semua mengganggu konsentrasi?! panggilan darurat apa, pesan penting apa, yang mereka tunggu?

yang kedua adalah suara manusia (selain menerima panggilan telepon di atas)... wajar banget kalo beberapa orang bereaksi dengan suara yang cukup keras bila menyaksikan adegan tertentu, aku juga. tapi kan gak boleh berlebihan juga dan harus sesuai konteks. menurutku gerombolan penonton Life of Pi kemarin tertawa lebih banyak dari yang seharusnya (menurut batasan pribadiku), pertama karena ini bukan film komedi dan kedua itu memang bukan adegan lucu (menurutku). masalah suara berikutnya adalah bisa gak menutup mulut sebentar dan menunggu film usai baru berkomentar?... bukan masalah bau mulut, tapi berisiknya itu lho! abis nonton film, kamu bisa bergumul telanjang dengan pasanganmu dan berbagi kesan seputar film barusan atau bergelinjang dan melenguh sekeras mungkin di dalam kamar sesuka hati! atau tuangkan dalam buku harian atau tulis di blog atau muat di lini masa akun jejaring sosialmu... BUKAN di dalan gedung bisokop KETIKA film diputar!!!

dua hal tersebut di atas sukses menodai kenikmatan menontonku semalam. padahal aku sudah sangat menyiapkan diri dengan baik, membaca novelnya, nonton cuplikan filmnya, nonton behind-the-scene, membaca dan mendengar banyak komentar termasuk dari pihak-pihak yang terlibat (sutradara, aktor), termasuk makan malam sebelum nonton dan memakai jaket+syal karena aku gak tahan dingin. aku dengan banyak persiapan dan ekspektasi... rasanya seperti tergigit potongan pete yang tersamar dalam sambal goreng hati, atau terkunyah biji jeruk kala menikmati suatu hidangan laut.

beberapa film memang layak dan seharusnya dinikmati di dalam gedung bioskop dengan layar yang lebar dan suara yang dasyat. bioskop yang baik akan "membawa" kita ke dalam ceritta, bahkan menjadi bagiannya (meskipun hanya secara emosional). menonton film yang baik (menurutku) nikmatnya justru akan terus terasa bahkan setelah kita meninggalkan gedung bioskop, kenikmatan after-play (berdiskusi, berkomentar). dipadu dengan foreplay (membaca resensi, novel, nonton klip) yang sabar, kenikmatannya bercumbu dengan film tersebut akan semakin sempurna.

terakhir... mungkin kelakuan penonton semalam tidak menggambarkan penonton atau penikmat film di Indonesia secara keseluruhan. mungkin juga cuma aku yang berpikir demikian. mungkin juga justru aku yang kampungan. mungkin juga cuma aku saja yang terlalu sensitif. dan banyak mungkin yang lain... yang pasti buatku adalah pengalaman menonton kemarin adalah salah satu pengalaman menonton terburuk yang pernah aku alami.

12-12-12 mungkin belum kiamat, karena katanya kiamat ditunda sampai 20-12-2012 :D tapi yang pasti aku kecipratan bencananya.

4 komentar:

YoPs mengatakan...

Tenang, Bli... tenang... tarik nafas panjang
*sambil bantu ngusap2 punggung

Jadi, komentar thd Life of Pi (film + novel)nya apa?
*nunggu afterplay dengan mata berbinar

kei mengatakan...

ditulis dengan cukup tenang kok, sekitar 12 jam setelah kejadian :D

Life of Pi?... menyusul.

netnot mengatakan...

i'm sorry things didn't went as well as you expected. did i contribute in any way?

kei mengatakan...

of course not :)