sakit mengingatkan kita (lagi dan selalu) akan betapa bernilainya sehat. ironis emang... pelajaran yang menyebalkan.
daripada merutuki kutukan Janus... aku nemu satu buku yang cukup provokatif beberapa hari yang lalu. judulnya "God Without Religion: Questioning Centuries of Accepted Truth" (2005) penulisnya Sankara Saranam. edisi bahasa Indonesia yang aku beli ini terbitan Gramedia tahun 2009. isinya? aku belum baca :D tapi aku petikkan kalimat pertama dalam kata pengantarnya:
Agama tidak pernah memuaskan saya,
dan malah sering kali membuat saya marah.
gimana? buku yang menggoda kan? :Ddan malah sering kali membuat saya marah.
selama beberapa hari terkapar menatap langit(-langit), aku membaca beberapa buku secara bersama sekaligus, tidak satu-per-satu, tapi selang-seling tiap beberapa bab atau bagian. meskipun gemar membaca, aku tetep seorang yang gampang-bosan. kecuali beberapa buku yang sangat menarik perhatian (atau sangat tipis :D) biasanya aku menyelingi membaca sebuah buku yang berat dengan buku yang lebih ringan.
bicara soal tema... membaca itu sangat menghanyutkan ketika seolah-olah ada sebagian dari hidup (atau mimpi) kita yang dicuri oleh penulis dan dituangkan dalam bentuk tulisan. pernah ngerasain hal yang sama?... ini bukan cuma soal galau dalam roman picisan lho :D
satu hal lagi yang menyenangkan (sekaligus menyebalkan) adalah mengamati betapa piawainya sang penulis merangkai kata dan kalimat secara sistematis dalam struktur yang indah (kadang nyaris sempurna). menyenangkan karena buku yang bagus membuat jiwa kita semakin kaya dan hidup jadi lebih bermakna. menyebalkan karena tak habis pikir... kenapa aku gak bisa melakukan hal yang sama? :D buku ini "gue-banget" tapi kok aku gak kepikiran ya untuk menuliskannya?
curhat aja nih... masih lumpuh menulis, mudah-mudahan bisa segera pulih. alhamdulillah masih jauh dari gejala rabun membaca. sesuatu banget :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar