ini bukan tulisan milik saya! tulisan ini adalah karya Fuatuttaqwiyah seorang Guru di Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam. tulisan ini dimuat pada kolom pendidikan Media Indonesia edisi cetak 6 Februari 2012. menurutku ini tulisan yang menarik dan inspiratif khususnya buat mereka yang bergerak di bidang pendidikan.
aku setuju banget dengan beliau ini yang mengatakan bahwa sebagian besar para guru di Indonesia tidak mendidik para murid dengan cinta. mungkin ini emang cuma pengalaman pribadi, aku sendiri belum pernah mendengar ada penelitian khusus soal "kadar cinta dalam dunia pendidikan" ini. tapi paling tidak kita bisa mengamati berita-berita yang dimuat seputar aksi kekerasan oleh oknum guru atau kekerasan yang dilakukan oleh siswa dan mahasiswa kepada teman-temannya.
guru dan institusi pendidikan emang bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas maraknya kekerasan di masyarakat secara umum atau dunia pendidikan khususnya. malah menurutku pribadi, orang tua (dan keluarga) adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam membentuk karakter seseorang. sementara guru (dan sekolah) lebih berperan sebagai mitra strategis orang tua. aku sangat mendukung salah seorang motivator spesialis parenting yang menggagas gerakan membangun Indonesia yang kuat dari keluarga. tapi peran guru juga penting karena (biasanya) setelah rumah, anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.
kembali ke tulisan Bu Fuatuttaqwiyah... menurutnya ada delapan prinsip yang harus dilakukan agar murid bisa maksimal dalam belajar.
giving: mendidik murid sebaiknya menggunakan cara learning by doing dan learning by example, dengan demikian murid tidak merasa berat karena sang guru sudah pernah melakukannya.
conversation: dialog antara guru dan murid sangat penting baik di dalam maupun di luar jam belajar mengajar, guru tidak hanya bermodal ceramah dalam mengajar.
listening: tidak mudah emang menjadi pendengar yang baik :) tapi ini adalah salah satu keterampilan yang HARUS dimiliki oleh seorang guru.
sharing: banyak hal yang bisa dibagi antara guru-murid tanpa harus menyimpang koridor pendidikan, aktivitas berbagi ini pun tidak terbatas di dalam ruang kelas dan tidak selalu harus bersifat formal. prinsip ini diharapkan dapat mengikis sifat egois sang murid dan guru.
caring: memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir serta bertindak. kepedulian seorang guru terhadap kondisi muridnya akan membuat murid tersebut menjadi lebih bersemangat dalam belajar.
empathy: ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. lebih dari sekedar simpati, dalam empati kita melihat dan merasakan apa yang dialami orang lain.
trust: harus ada rasa saling percaya di antara murid dan guru. seorang guru harus bisa dipercaya oleh murid dan bisa mempercayai murid.
friendship: suatu ketika guru harus bersikap seperti seorang sahabat bagi murid, siap menerima murid apa adanya di kala suka dan duka.
begitulah delapan prinsip cinta yang saat ini sudah semakin langka dalam dunia pendidikan di negara kita. dengan menerapkan prinsip cinta ini diharapkan kekerasan di dunia pendidikan dapat dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali, lebih jauh diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik dan bermartabat.
ehm... kalo diamati sebenernya kedelapan prinsip ini sebenernya adalah dimensi-dimensi rasional dari konsep cinta secara umum. beberapa prinsip, menurutku, bahkan agak bertumpang-tindih. dan kita semua paham bahwa melaksanakan memang tidak segampang mengetahui :)
satu prinsip yang mungkin bisa ditambahkan menurutku adalah kerendahan hati karena belajar memerlukan kerendahan hati. proses belajar-mengajar modern menurutku lebih berlangsung dua arah. guru pun belajar banyak dari mengajar, paling tidak ini yang aku rasakan. meskipun tentu saja guru diharapkan dapat memberi lebih banyak kepada muridnya :)
mudah-mudahan aja tulisan ini bisa jadi inspirasi juga bagi labih banyak orang... sama seperti prinsip cinta dalam dunia pendidikan yang tidak terbatas ruang dan waktu, prinsip cinta yang sama juga menurutku berlaku pada bidang kehidupan yang lain tidak hanya terbatas dalam dunia pendidikan :)
let's make love, not war! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar