Sedikit mengejutkanku... empat dari lima gambar yang dibuat menunjukkan "penampakan" lanskap gunung dan matahari :D
Masih ingat gambar atau lukisan serupa yang kita bikin dahulu ketika kita masih kecil? Ternyata tidak banyak yang berubah paling tidak dalam 30 tahun terakhir. Kenapa ya? Peristiwa ini tentulah tidak bisa dijadikan acuan untuk menilai tingkat kreatifitas anak-anak Indonesia secara keseluruhan. Tetapi tetap saja sedikit menggelitik rasa ingin tahuku.
Apakah lanskap pegunungan dan matahari ini memiliki makna tertentu secara psikologis? Mungkinkan ini semua merupakan suatu bentuk konspirasi wahyudi yang merasuki jiwa kanak-kanak bangsa kita? Suatu konstipasi yang membuat kita menjadi bangsa yang tidak/kurang kreatif. Apakah ini merupakan residu dari warisan rezim orde baru dengan kebijakan ekonomi agrarisnya? Nenek moyangku yang seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera, dipaksa untuk berlabuh selamanya dan hidup dari bercocok tanam.
Atau mungkin ini hanyalah sebuah tulisan yang dibuat untuk mengisi waktu luangku dan halaman-halaman kosong dari blog ini :D
Anyhow... aktivitas bermain di Hikari Budokan yang lain adalah origami alias melipat-lipat kertas. Aku percaya, lebih baik bagi anak-anak untuk menghabiskan waktunya mencoret-coret kertas putih dan mengotorkan tangannya dengan warna-warni spidol daripada menggeser jemari bersih di atas permukaan monitor dingin sebuah tablet. Tumpukan kertas di kotak sampah jauh lebih sehat bagi anak-anak dibandingkan recycle-bin yang penuh.
2 komentar:
http://tolakujiannasional.com/2014/06/01/mengapa-orang-indonesia-menggambar-gunung-kembar-ayo-tolakun/
tidak setuju!
ini kan sudah pasti konspirasi jelang pilpres 2014 karena salah seorang calon adalah mantan (atau masih ya?) ketua HKTI . gambar ini soal petani dan nelayan!
sebaliknya, jika mereka adalah buruh tani... maka ini adalah kampanye hitam kubu tetangga yang konon didukung oleh "palu-arit."
sekian demikian.
Posting Komentar