ini akan menjadi kumpulan tanpa aturan, diambil dari banyak kertas, yang telah kukutip di sini, dengan harapan aku akan mengaturnya kemudian menurut pokok-pokok yang kubahas; dan aku yakin aku pasti mengulang pokok yang sama beberapa kali; untuk ini, oh pembaca, jangan salahkan aku... (Leonardo)
16 September 2008
mudik 1429 h
alhamdulillah..ramadhan kl ini masih diberi kesempatan untuk menunaikan puasa di prabumulih. bukan hanya masalah tradisi, tapi puasa di rumah memang jauh lebih enak dan hemat. jadwal latihan juga berkurang apalagi beberapa hari sebelum dan sesudah lebaran, otomatis pemasukan pun berkurang. aku akan berangkat dari bandung tanggal 16 september dan berencana untuk libur setidaknya 4 minggu. selain menunggu jadwal mengajar, juga menghindari kenaikan tarif angkutan lebaran. untuk moda angkutan, masih setia menggunakan bus sari harum, meskpun tiap tahun tarifnya naik, sesuai inflasi. tarif bus reguler tahun ini adalah 240 ribu rupiah, naik 30 ribu rupiah dari tahun lalu. sebenarnya ada satu bus lagi yang melayani trayek bandung-prabumulih, yaitu pahala kencana. tarifnya saat ini adalah 245 ribu rupiah, lebih mahal sedikit, tapi tempat berangkat di bandung lebih dekat daripada sari harum. aku berencana akan mencoba menggunakan jasa pahala kencana pada saat kembali ke bandung. mudah-mudahan di tahun mendatang ada lebih banyak pilihan bus yang melayani trayek lintas tengah sumatera, sehingga ada persaingan harga. kembali ke mudik..pagi ini adalah sahur terakhir di bandung untuk puasa tahun ini. besok insya Allah sahur di lampung, propinsi yang berkesan, meskipun cuma lewat aja tiap tahunnya. dan besok sore insya Allah sudah bisa berbuka puasa dengan masakan ibu..masakan nomor satu di dunia, salah satu alasan utama untuk selalu pulang ke rumah. salah satu aspek menarik dari mudik adalah perjalanannya itu sendiri. melelahkan memang, tapi kadang-kadang bisa jadi sangat menyenangkan..terutama perasaan bahwa tidak lama lagi aku akan bertemu orang-orang yang aku sayang. perasaan bosan dan senang bercampur aduk saat melamun menerawang jendela bus. suasana makan yang beda. dan tentu saja yang paling seru adalah saat menyeberang selat sunda. seolah menjadi batas antara tandang dan kandang. semua perasaan ini bercampur aduk melengkapi perasaan lain dan menciptakan semacam kerinduan untuk mudik setiap tahunnya. tiap orang mungkin punya dorongan yang berbeda untuk mudik. ini mudik-ku..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar