ada yang komen rada serius pada posting bout them:) sayangnya anonymous... tapi gak pa pa, mungkin lebih baik begitu:) aku asumsikan beliau ini berjenis kelamin wanita, menilik isi komennya. terima kasih sebelumnya sudah meluangkan waktu untuk membaca dan mencari fakta-fakta trivia seputar kelebihan wanita dari pria!:)
biar bisa lebih dibaca, aku komen di posting baru aja.
aku akui bahwa posting sebelumnya dapat ditafsirkan sebagai merendahkan wanita. maaf, aku tidak bermaksud demikian. yang aku ingin sampaikan adalah bagaimanapun wanita dan pria tuh berbeda. bukan berarti salah satu lebih baik daripada yang lain. kalau ada seseorang yang baik, bukan karena jenis kelaminnya, sama seperti bukan karena kastanya, atau rasnya, atau agamanya, atau atribut-atribut lainnya.
faktanya adalah sampai saat ini (suka atau tidak suka) masih ada diskriminasi jenis kelamin, sama juga dengan diskriminasi atribut-atribut yang lain. dan jangan salah, yang menderita tidak cuma wanita lho, kami juga bisa kena sialnya. tidak percaya? lihat saja di iklan-iklan lowongan kerja di koran. kalau wanita protes karena dianggap makhluk yang lemah sehingga tidak dapat menduduki jabatan tertentu, kami juga punya perasaan yang sama. apakah semua pria begitu jeleknya, sembrononya, tidak rapinya sehingga kami bahkan tidak layak melamar menjadi PR sebuah perusahaan tertentu? atau bila wanita berhak mendapatkan cuti selama masa mengandung tertentu, apakah cuti tersebut dapat dikompensasikan kepada pegawai pria dalam bentuk lain?
karena kita berbeda. itulah alasannya. menurutku secara umum pria dan wanita memiliki dharma yang berbeda satu sama lain. dan kemuliaan dicapai dengan melakukan dharmanya dengan sebaik-baiknya. tidak berarti bahwa pria dan wanita tidak boleh mendapatkan kesempatan yang sama untuk hal-hal yang lain. karena pria tidak dapat mengandung. karena pria tidak dapat menyusui. karena wanita tidak dapat hamil sendiri tanpa "bantuan" pria. karena secara biologis (dalam kondisi normal) pria akan menjadi lebih kuat daripada wanita. dan masih banyak perbedaan hakiki lainnya.
perbedaan tidak berarti menunjukkan salah satu lebih mulia daripada yang lain lho. dulu ada temenku yang bertanya, kenapa ada sistem kasta? bahkan dilembagakan oleh agama. sepertinya agama tertentu membenarkan adanya diskriminasi bagi umatnya. aku bukan seorang agamis, bukan juga ahli kehidupan:p jadi menurutku yang sederhana ini, semua kembali kepada tujuan hidup kita. untuk masalah duniawi, saat ini, apakah selalu berarti kasta ksatria lebih kaya dari pada kasta sudra. meskipun banyak mereka dari kasta ksatria mendapatkan kemudahan dalam hidupnya, apakah itu menjamin kesuksesan (i.e., materi) dalam hidupnya?
keluarga kasta mana yang lebih pusing kalo ada anggota keluarganya meninggal dunia. di bali kasta yang tinggi memerlukan upacara agama yang lebih besar (=biaya yang lebih besar) daripada keluarga dengan kasta yang lebih rendah. apakah kasta yang tinggi menjamin kebahagiaan? trus untuk akhirat, apakah kasta yang tinggi mendapat dispensasi untuk masuk nirwana? apa yang kita lakukan itu yang penting. bukan atribut sosial kita. well, menurutku ini juga masuk kategori salah satu selera humor Tuhan yang aneh:p.
balik lagi ke pria-wanita. uhm karena kita tidak akan pernah tahu alasan sebenarnya kenapa Tuhan menciptakan Hawa setelah Adam. kenapa Tuhan mencipatakan dua jenis kelamin yang berbeda. dan "kenapa"-"kenapa" yang lain yang cuma Tuhan yang tahu jawabannya. kalo pengen tahu jenis kelamin mana yang lebih baik, mati aja!:P maksudku mati dulu, trus kalo beruntung bisa beraudiensi dengan Tuhan dan bertanya langsung kepada-Nya:). karena cuma Beliau yang Maha Adil.
kalopun harus memilih. ini salah satu daftar pilihanku:
jenis kelamin yang masakannya paling enak: wanita (ibuku:P)
dalam latihan aikido aku cenderung memilih teman latihan seorang pria juga.
kalo harus menikah, aku akan menikahi wanita:)
saat ini sebagian besar penyanyi favoritku adalah pria.
aku tidak berminat melahirkan bayi.
ya kira-kira gitu deh. mudah-mudahan cukup mewakili pandanganku mengenai lawan jenis. sebenernya kalo "si komentator" lebih teliti:) aku menyarankan untuk menonton atau membaca Garp. well, bukan film atau novel yang sempurna memang, tapi cukup unik dalam memberikan perspektif lain dalam memandang hubungan pria-wanita. menurutku ini film yang bagus. nonton dulu deh... baru komentar lagi:). dan aku juga bilang sebelumnya kalo aku (pribadi) sebagai pria
menyukai wanita:p.
mari kita tilik komen dari sobat anonymous.
komen: wanita bertahan hidup lebih lama daripada pria.
replik: so what? konon hidup di dunia ini cuma sepeminuman teh dibandingkan dengan hidup di akhirat. hidup lebih lama memang berpotensi berkarya lebih lama tapi juga berpotensi sengsara lebih lama juga. yang penting kualitas hidup, bukan kuantitas hidup.
komen: wanita bermain aman.
replik: pria dan wanita memiliki cara yang berbeda untuk menikmati hidup. aku sendiri sebagai pria, memiliki kecenderungan main aman.
komen: wanita terbiasa sakit
replik: sakit kok dibiasain?:) kidding maam!:P padahal kalo lagi latihan aikido ya, aku paling sering nemuin wanita cenderung lebih mengeluh masalah sakit pada saat dikenai teknik. yea i know, kami (pria) tidak akan pernah bisa membayangkan sakitnya PMS atau melahirkan. tapi bukan berarti wanita jadi lebih bisa menahan sakit dan tidak mengeluh. gak juga tuh!
komen: wanita pengemudi yang baik
replik: uhm, aku gak mau nyebut nama... salah seorang murid wanita ku, di suatu dojo, terkenal karena sering kecelakaan lalu-lintas. dan (mungkin tidak begitu relevan) aku pernah dongkol banget dibawa muter-muter karena mempercayakan posisi penunjuk jalan kepada wanita.
komen: wanita lebih sehat
replik: aku punya teman wanita yang minum lebih banyak daripada aku. aku tidak merokok, dia merokok. aku sabuk hitam aikido melewati ujian fisik yang berat, dia uhm ya gitu deh. aku bisa lari keliling lapangan bola sabuga lebih dari 10x, dia cuma ya gak nyampe setengah jumlah jari tangan. dan lain-lain...
komen: wanita tahan kesepian
replik: salah satu mantanku jadian duluan. tetanggaku di prabumulih, janda yang menikah tidak lama kemudian setelah suaminya meninggal. dewi lestari menikah lebih dahulu daripada marcell (ada gunanya juga demen nonton infotainment:P). tapi sebenernya, kalo bisa gak kesepian, kenapa kita harus nahan diri untuk kesepian? kalo masih ada lawan jenis yang tertarik dan
kita juga tertarik padanya, kenapa tidak mengakhiri kesepian? kecuali kalo memilih untuk kesepian atau sendiri. dan ini tidak menjadi dominasi kaum hawa saja:).
sebenarnya replik ku secara umum sudah disebutkan pada replik yang pertama. replik secara umum lainnya adalah bahwa kecenderungan-kecenderungan yang disebutkan oleh mbak anonymous tersebut juga mungkin banget juga terdapat di sebagian kaum pria. dan sampai pada kesimpulan, karena bagiku yang penting adalah kebahagiaan hidup (dan akhirat kalo bisa), maka semua manusia (i.e., apapun jenis kelaminnya) memiliki kesempatan yang sama:).
p.s.: harus aku akui (sekali lagi biar jelas) kalo aku tidak benar-benar bisa memahami diriku sendiri. begitu banyak misteri alam dalam raga dan jiwa yang sangat dekat ini. apalagi yang jauh:P jadi aku tidak akan mengklaim diri sebagai manusia yang sempurna. tapi manusia yang bahagia:).
1 komentar:
masalah kasta ini menurutku lebih punya efek buruk daripada baik. melihat contoh di india yang sistem kasta kuat. seorang yang punya kasta lebih rendah bahkan tidak diijinkan untuk berdiri bersama dengan seseorang yang kastanya lebih tinggi.
nah kalo berdiri aja dah ga boleh sama tinggi, aku bisa membayangkan gimana dengan hak pendidikan, hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang merupakan hak semua orang. well bisa aja dikatakan ga perlu pake kasta, la wong ketidaksamaan hak bisa terjadi tanpa sistem kasta. memang benar.
karena sistem kasta dah menyangkut agama mungkin bisa dilonggarkan di bidang muamalahnya.
Posting Komentar