dalam pidatonya di Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai Pancasila sebagai dasar negara. redaksional Pancasila kemudian dirumuskan kembali oleh sebuah tim kecil berjumlah sembilan orang yang dituangkan dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945. naskah Pancasila kembali berubah setelah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk pada 12 Agustus 1945. tahun 1958, perdebatan soal dasar negara kembali terjadi di Konstituante, dewan pembuat undang-undang hasil pemilu 1955. perdebatan berakhir dengan Dekrit Presiden Soekarno yang di antaranya berisi kembali ke UUD 1945, demokrasi terpimpin, dan pembubaran Konstituante. dengan kembali ke UUD 1945, otomatis Pancasila tetap menjaid Dasar negara.
aku gak hafal lho sejarah ini :D paragraf pertama itu aku nyontek dari harian Kompas, Senin, 4 Juni 2012. tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Selamat Ulang Tahun Pancasila! :) aku gak begitu mengerti kenapa terjadi begitu banyak polemik seputar naskah Pancasila, pun tidak terlalu peduli dengan upaya sadar Rezim Orde Baru untuk mengkultuskan Pancasila dan merubahnya menjadi senjata politik, pun tidak terlalu mengerti kenapa kemudian Pancasila seolah-olah dianggap sebagai "warisan" Orde Baru yang juga harus diberangus pasca reformasi Mei 1998. aku cuma mo berbagi sedikit kenangan seputar Penataran Pedoman Penghayatan Pancasila (mungkin yang) terakhir yang aku ikuti pada sekitar Agustus 1997 di sebuah kampus perguruan tinggi negeri di Bandung.
Penataran P4 buatku bukan hal yang luar biasa. kalo gak salah pada masa awal sekolah menengah pertama dan atas, aku juga pernah mengikuti kegiatan yang sama. meskipun aku gak inget detailnya, rasa-rasanya materi yang diberikan tidak begitu berbeda. perbedaan yang paling signifikan adalah pada awal kuliah aku harus presentasi sebuah makalah pada hari-hari terakhir penataran. di sini ceritanya :)
curhat dikit ya... mari kita bayangkan seorang pemuda labil yang sangat pemalu dan malu-maluin merantau untuk melajutkan pendidikan ke Bandung. aku gak becanda soal labil-pemalu-malu-maluin.
pengalamanku berbicara di depan publik sangat minim. selain itu dahulu aku memiliki kecenderungan untuk panik dan gagap (alhamdulillah sekarang sudah jauh mendingan :)). tahun 1997 kayaknya udah ada sih yang punya ponsel di kelas dan waktu itu masih jamannya Pager juga (sekarang dah punah). tapi kan belum ada ponsel pintar dengan perangkat pengambil gambar :D layanan sms aja belum lahir kayaknya (atau udah ya? aku lupa. kamera yang dipakai untuk mengambil foto masih menggunakan "film" dan untuk melihat hasilnya butuh proses "pencucian" baru kemudian "dicetak." untuk kelas mahasiswa, kayaknya waktu itu yang populer adalah kamera saku.
singkatnya... belum ada piranti merekam gambar yang cukup praktis untuk dipakai di dalam kelas saat itu untuk merekam kejadian memalukan presentasiku. tapi tidak cukup beruntung :D salah satu temen sekelompokku adalah mahasiswa FSRD (aku lupa jurusannya apa). ternyata, dia "merekam" hampir semua individu yang ada di dalam kelasku dalam sebuah sketsa. singkatnya, momen presentasiku dianggapnya sebagai momen yang tepat untuk diabadikan dalam gambar. sketsa sederhana yang dia buat bener-bener bisa "meangkap" suasana presentasiku dengan sangat detail. gambar tersebut masih aku simpan sampai saat ini dan rasa-rasanya belum bisa dibagi kepada siapapun :D
ada dua hal yang membuat presentasi pertamaku dalam dunia kuliahan ini gagal total. pertama adalah hambatan internal. hambatan internal ini paling tidak ada dua, makalah yang tidak bermutu dan kemampuaku yang buruk dalam hal berbicara-publik. hambatan internal ini sebenernya bisa diminimalisir dampaknya kalo temetemen sekelasku memberikan dukungan dan suasana yang kondusif.
hambatan yang kedua adalah hambatan eksternal. kebetulan banget, hari itu aku ulang tahun. aku sempet curhat beberapa hari sebelumnya ke salah seorang teman sekelompok, aku bilang kalo aku cukup sedih karena ini pertama kalinya aku tidak bisa merayakan ulang tahun bersama keluarga. ternyata dia membocorkannya ke seluruh teman sekelompok tanpa sepengetahuanku. jadilah mereka sepakat untuk ngerjain aku. hari itu sebenernya normal-normal aja, tapi mereka sepakat untuk melakukan aksi tutup mulut saat aku melakukan presentasi.
setelah membacakan secara singkat makalahku, dosen memberikan waktu untuk melakukan sesi tanya jawab kepada seluruh kelas. dan kelaspun sunyi senyap... bayangkan! karena tidak ada yang bertanya, pak dosen memberikan pertanyaan pertama, kedua, dan seterusnya sampai sesi presentasiku berkahir. aku gak inget berapa menit durasi sesi tersebut, kayaknya gak nyampe 30 menit meskipun rasanya kayak berjam-jam. tapi aku masih inget peluh yang mengucur di sekujur tubuh dan wajah, dasi hitam yang aku pakai rasanya menjerat kuat leher dan membuatku sulit bernafas. lutut goyang ngebor ala inul. perut berkecamuk laksana badai di laut. mulut kering. semua penderitaan duniawi yang bisa kamu bayangkan :D
pada akhir sesi presentasiku, aku masih gak ngerti lho dengan apa yang terjadi. setelah aku masih ada temen yang harus presentasi, dan anehnya suasana kelas kembali normal (artinya ada yang nanya dan diskusi cukup berjalan). setelah kelas ditutup dan dosen keluar, barulah seisi kelas mengucapkan selamat ulang tahun dan temenku menjelaskan apa yang terjadi selama aku presentasi tadi :D hadiah lain buatku adalah dua lembar kertas yang berisi ucapan selamat ulang tahun dari semua teman yang hadir pada hari itu.
setelah itu kayaknya masih ada beberapa kejutan kecil yang disiapkan oleh teman-temanku, tapi terus terang aku rada lupa :D yang paling terkesan buatku adalah suasana kelas yang mendadak sunyi ketika aku berdiri di atas podium dan mempresentasikan makalahku. ironisnya, karena dua tahun kemudian aku pindah kuliah ke kampus kain, saat ini tidak ada satupun dari mereka yang aku punya nomor kontaknya. masa-masa galau nan labil tahap dua yang aku alami kemudian di kampus baru turut memperburuk kondisi ini. pada jaman Frienster, kalo gak salah ada beberapa teman yang terhubung kembali meskipun cuma di dunia maya, tapi aku bukan tipikal yang rajin merawat akun FS-ku, sampai tiba eranya FB "membunuh" FS dan aku ampe lupa kalo aku punya akun FS dan lupa kata sandinya :D ...
sedih... sedikit. mungkin karena interaksi kami yang sangat singkat, aku tidak begitu kehilangan mereka. awal-awal kuliah, di kampus kami masih sering ketemu dan bertegur-sapa. kepribadianku yang cenderung tertutup membuatku menjadi lebih dekat ke dalam lingkaran pertemanan satu jurusan satu angkatan. meskipun demikian, aku tidak akan melupakan "pesta ulang tahun kejutan" yang pertama aku alami di Bandung dan Penataran P4 yang terakhir di era Orde Baru :)
ps: kalo saat itu udah ada yang punya ponsel pintar berkamera, mungkin ceritanya akan menjadi lebih dramatis. apalagi kalo udah ada FB :D tapi ya sudahlah... kalo emang takdir, suatu saat mungkin kami semua diberi kesempatan untuk bertemu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar