aku gak punya pisau analisa yang tajam dan kredibel layaknya bung Hatib ini :) aku cuma pemikir kelas bulu dan kritikus usil :D kalo bung Hatib banyak mengutip dan menganalisa menggunakan pelbagai kitab dan teori, maka aku cukup nikmatin hasilnya aja dan menyadur alur pemikiran beliau :D
nah baru-baru ini lagi heboh (atau heboh lagi) soal kampanye kondom (khususnya kondom lelaki, setauku). secara objektif, penggunaan kondom dalam hubungan seksual dapat mengurangi resiko tertularnya beberapa penyakit (dan mencegah kehamilan tentunya :D). meskipun, ada beberapa penelitian juga yang menyatakan bahwa resiko penularan penyakit masih cukup besar meskipun sudah memakai kondom, karena beberapa vidurs ditengarai memiliki ukuran yang lebih kecil daripada pori-pori kondom. atau yang memakai kondom di jari telunjuk (masih inget lelucon kampanye kondom era orde baru? :D). hasil-hasil penelitian seputar efektivitas kondom ini bisa dicari di dunia maya (hati-hati dengan sumber yang tidak kredibel! :))
seperti yang disebutkan oleh bung Hatib... yang paling heboh emang ketiga aktor tersebut di atas. usulan kampanye kondom (yang terbaru) ini berasal dari pemerintah (melalui menkes) sebagai salah satu bagian dari paket program pencegahan HIV/AIDS. sepertinya banyak anggota legislatif (yang juga adalah bagian dari Negara) yang tidak menyetujui kampanye ini. aktor agama sudah pasti gak mau ketinggalan, bahkan boleh jadi mereka juga yang mendasari dan melatarbelakangi sikap beberapa wakil rakyat (yang munafik). kalo dari unsur Kapitalisme kayaknya adem ayem aja, yang pasti industri kondom akan meraup keuntungan yang lebih besar kalo kampanye penggunaan kondom ini sukses :)
aku pribadi sangat mendukung program kampanye kondom, khususnya kepada lapisan masyarakat berpotensi tinggi dan kalangan anak muda. pengalaman pribadi, pada masa kanak-kanak aku sempat berpikir kalo kondom itu menjijikkan dan kalo nempel di kulit gak bisa lepas lagi (padahal bentuk kondom aja aku gak tau saat itu :D). trus pada usia remaja, aku pikir kondominium tuh artinya pabrik kondom. dan harus aku akui dengan jujur, "petunjuk visual" penggunaan kondom yang pertama kali aku dapat berasal dari film biru :D butuh waktu yang cukup lama buatku untuk mendapatkan informasi yang relevan dan kredibel soal kondom ini. mudah-mudahan ini cuma pengalaman pribadiku aja yang kampungan dan norak :D. tapi aku bisa membayangkan bahwa pengalaman ini juga dialami oleh banyak remaja Indonesia lainnya.
aku setuju dengan intervensi pemerintah dalam hal pendidikan seks mulai dari usia dini (kondom hanyalah salah satu isu, bukan tema utama sebenarnya). menurutku Negara gak perlu ikut-ikutan ngurusin kelamin warganya deh! tapi emang, urusan kelamin ini gak cuma masalah lendir... banyak juga ekses lainnya, misalnya masalah kesehatan dan kesejahteraan. untuk yang berhubungan dengan kedua masalah terakhir, aku harap pemerintah dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi warganya. sehubungan dengan pelayanan masyarakat inilah aku mendukung program kampanye kondom dari kemenkes.
kalo aku amati (mudah-mudahan cukup akurat :D) tangan kuasa yang paling keras menolak kampanye ini adalah agama. alasan-alasan agama juga yang tampaknya menjadi alasan langsung maupun tidak langsung dari para anggota legislatif yang menolak atau menghambat rencana kampanye ini. anggota legislatif kita emang sangat ber-agama... korupsi pun dilakukan berjamaah! :D
banyak pihak yang menilai kampanye ini justru "berbahaya" bagi anak-anak muda. mereka berpendapat bahwa kampanye penggunaan kondom ini justru akan menyuburkan seks bebas (di luar lembaga pernikahan). beberapa juga menilai kalo kampanye ini tidak menyelesaikan masalah, lebih baik berkonsentrasi kepada pencegahan yang lebih dini (khususnya secara moral). barulah alasan terakhir, yang paling kontroversial, soal tingkat keamanan kondom sebagai alat pencegah penularan penyakit.
kalo menurutku, alasan pertama terlalu naif. pertama aku harus bilang kali aku sendiri tidak menentang atau mendukung perilaku seks bebas, karena menurutku urusan kelamin adalah urusan pribadi. faktanya di lapangan adalah perilaku seks "coba-coba" di tingkat remaja saat ini cukup tinggi. celakanya, seperti juga aku dahulu, adalah mereka tidak mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan hubungan seksual. paling celaka, sekali lagi merujuk pada pengalaman pribadi, adalah informasi yang pertama kali mereka dapat berasal dari film semi-dokumenter yang ratingnya XXX!
memberikan informasi dan mengedukasi remaja soal perilaku seks yang sehat dan bertanggungjawab adalah tugas pemerintah. karena pemerintah pulalah yang akan ketiban pulung kalo ampe ada banyak kelahiran dini yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan calon anak, serta kelahiran tidak diinginkan yang akan menambah beban masyarakat dan negara. karena negara (melalui pemerintah) kudu ngurusin jumlah penduduk (tidak produktif) yang bakalan makin banyak. termasuk penyebaran penyakit menular seksual. sedikit banyak pemerintah harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk pelayanan kesehatan gratis.
soal pencegahan moral (yang lebih dini) aku setuju, tetapi ini gak berarti kita tidak memerlukan senjata kampanye yang lain. kenapa tidak semua program ini bekerja secara simultan dan bersinergi. mungkin dengan lebih selektif memilih target kampanye, artinya program yang dipilih akan disesuaikan dengan karakter target. aku percaya kalo meskipun memiliki pengetahuan yang cukup memadai soal kondom, tidak lantas membuat para target kampanye jadi pengen nyobain :D.
kalo soal alasan medis, aku gak bisa komentar :D. aku gak tau apakah kondom itu 100% aman dan mampu mencegah penularan penyakit menular seksual. yang aku tau, meskipun mungkin tidak 100% aman, penggunaan kondom paling tidak bisa mengurangi resiko kehamilan (tidak diinginkan) dan menurunkan resiko penularan penyakit menular seksual... dibandingkan gak pake kondom! sama seperti dengan hebohnya soal kehalalan imunisasi. terserah apa pendapat mereka yang kontra, yang pasti progran imunisasi pemerintah sudah berhasil membuat lebih banyak bayi Indonesia menjadi lebih sehat.
soal tangan-tangan pemilik modal menurutku ini malah bagus buat negara kita. yang aku tau kemenkes tuh ngeborong kondom buatan anak negeri... jadi ya uangnya gak lari kemana-mana. pabrik kondom kan lumayan juga kontribusinya dalam menyerap pengangguran. mudah-mudahan aja mutu kondomnya gak murahan :D tapi enggaklah, aku percaya kalo cuma bikin kondom (yang bermutu sekalipun) orang kita pasti bisa! :) jadi kesimpulannya (paling enggak untuk saat ini), menurutku ada lebih banyak manfaat dari kampanye kondom kemenkes, layak untuk dilanjutkan dan didukung oleh semua pihak.
jadi mo pake kondom atau gak pake? :D apapun pilihanmu, pikirkan baik-baik dan lakukanlah dengan bertanggung-jawab! :)
dan mengutip pendapat seorang teman yang kira-kira gini bunyinya: kalo kamu gak punya solusi lain yang lebih baik dan efektif, kalo kamu belum bisa bantu apa-apa kecuali bacot doang, mending diem aja dan gak usah ngritik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar