banyak membaca seharusnya membuat menulis semakin mudah... seharusnya :D
sayangnya aku bukan tipikal manusia yang mudah memahami sebuah bacaan, sekedar membaca buatku mudah dan cepat sekali, soal mencerna makna tidak semudah mencerna makan(nan). mungkin aku tidak memiliki bakat menulis, mungkin aku tidak sabar dan malas belajar, mungkin aku lebih cerewet dalam bahasa cakap, dan banyak mungkin yang lain. tetapi setelah membaca beberapa tulisan Pak I Ketut Suweca, aku menjadi semakin bersemangat untuk belajar dan berlatih menulis :)
mudah-mudahan semangat baru yang berkobar-kobar ini bisa bertahan menyala selamanya (paling tidak lebih lama daripada sebelumnya)! :) dian yang tak kunjung padam.
tidak ada cara singkat untuk menjadi penulis handal! aku percaya
dengan pesan ini... tapi tepatnya berapa lama waktu yang "cukup" itu?
definisikan "singkat"? :) dalam Zen ada adagium "semakin cepat maka akan semakin lambat," seperti biasa, klise mungkin dan mudah banget untuk dikatakan ("dikutip" dalam hal tulisan) tetapi sangat sulit untuk dipahami dan dilaksankan.
menghargai
proses adalah sesuatu yang sulit dipahami oleh generasi instan saat
ini, aku contohnya. bahkan Tuhan pun memerlukan waktu untuk mencipta
Hawa setelah Adam (buat yang percaya Tuhan :) meskipun buatku terdengar
rada bias-jender :D). secara ilmiah juga dapat dibuktikan bahwa Bumi
memerlukan waktu jutaan tahun untuk menjadi tempat yang layak huni (buat
manusia) seperti saat ini, meskipun manusia mungkin "hanya" butuh
ribuan tahun untuk mengotori dan merusaknya (bahkan mungkin
menghancurkannya). Taj Mahal, dibutuhkan puluhan ribu orang dan puluhan tahun untuk membangunnya. sebelum meninggal, Morihei Ueshiba penemu Aikido sempat mengatakan bahwa beliau "masih belajar."
nama lain makan siap-saji (fast-food) adalah makanan sampah (junk-food). mi instan ditengarai menjadi salah satu penyebab gangguan sistem pencernaan. sistem-kebut-semalam
menjelang ujian akhir semester mungkin bisa menelurkan nilai A atau B,
tetapi kecil kemungkinan memberi pemahaman dan berkah-ilmu.
bahkan
kecepatan tinggi seperti pada bidang olahraga, pun sebenarnya adalah
akumulasi dari latihan yang lama dan berat. mobil tercepat di dunia
tidak dibuat dalam waktu semalam. reaksi cepat para ahli bela diri
adalah hasil dari latihan intensif dengan komitmen yang tinggi.
ehm, kepanjangan ya. mulai mubazir kalimat :D tautologi? pleonasme? maaf ya! mohon dimaklumi :)
jadi... kolom cita-cita masih berisi PENULIS! Insya Allah, Amin! :)
n.b.: nilai dari menghargai-proses ini juga berlaku untuk profesi (dan profesional) lainnya seperti fotografer dan seniman.
n.b.: meskipun sudah lama banget gak makan mi instan :) tapi aku masih tergantung pada kopi dan bubur oat instan :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar