fiksi-ilmiah adalah salah satu genre novel yang paling aku gemari. beberapa tahun yang lalu aku bahkan sampai terobsesi berat untuk mencari novel-novel klasik karya Issac Asimov (gara-gara film "I Robot" yang dibintangi Will Smith :D). memang belum banyak buku fiksi ilmiah dunia yang aku baca, jadi kesimpulan ini mungkin tidak begitu valid. menurutku, banyak penulis fiksi ilmiah, dari dahulu sampai sekarang yang berpandangan skeptis terhadap perkembangan teknologi. meskipun, mereka tidak menafikan fakta bahwa kehidupan manusia banyak mengalami kemudahan (baca: kemajuan) melalui pemanfaatan teknologi baru. sekali lagi menurutku, mereka sebenernya tidak menyalahkan teknologi (dan perkembangannya yang adalah sebuah keniscayaan) tetapi tidak atau kurang mempercayai manusia (orang atau otoritas pemangku kepentingan). Next karya Crichton adalah suara penulis yang menentang pembuatan hak paten gen. (pandangan sang penulis disuarakan dengan jelas oleh Hakim Oxnard pada bab 89 halaman 441-444 dan Catatan Penulis pada halaman 467-475 dari novel Next terjemahan yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, April 2009)
ringkasan cerita dan detail lain termasuk kontroversi dapat kamu baca dengan lebih lengkap di sini :). aku hanya akan sedikit berkomentar. seperti yang sudah aku ungkapkan pada paragraf sebelumnya di atas, manusia sulit untuk dipercaya khususnya karena sifat serakahnya. ilmu pengetahuan (dan teknologi) yang bebas-nilai menjadi subjektif dan manipulatif di tangan manusia. tetapi kita semua tidak bisa membantah bahwa perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti di dunia ini. bahkan alam pun tidak luput dari perubahan (dengan Tuhan sebagai aktornya, buat yang percaya).
menurutku setiap perubahan, yang awalnya baik memiliki potensi untuk berubah menjadi buruk dan sebaliknya. sementara, Tuhan (sekali lagi, buat yang percaya) pastilah memiliki andil dalam setiap perubahan dan melakukan intervensi. Pencipta yang bertanggung jawab terhadap ciptaanNya. manusia atau ilmuwan yang melakukan penelitian gen dan berusaha melakukan "perbaikan" atau "rekayasa" tidak bermain "Tuhan" karena mereka sendiri adalah ciptaanNya. apapun hasilnya, baik atau buruk, ini adalah mekanisme Alam untuk mengembalikan harmoni atau stabilitas. bahkan, misalnya dalam kondisi ekstrem hasil rekayasa genetika akan menyebabkan kepunahan Homo Sapiens, mungkin ini adalah skenario "kiamat alternatif" :)
tetapi, kita sebagai manusia tentu saja berhak menyuarakan pendapat kita :) dan mudah-mudahan dengan ekspresi yang dewasa bukan dengan api dan batu. seperti yang aku kemukanan dalam blogpost sebelum ini, awalnya secara naif aku sangat mendukung penelitian-penelitian untuk memetakan gen-gen yang kita miliki dan berharap bahwa hasil penelitian tersebut dapat membawa umat manusia ke tahap perkembangan berikutnya yang lebih baik. pendirianku tidak berubah, tapi tidak naif lagi :D Next memberikan gambaran (sama seperti karya fiksi ilmiah lainnya pernah aku baca) bahwa tidak ada satu hal pun yang sama seperti tampaknya. lepas dari Next, aku percaya bahwa Tuhan menciptakan penyakit (dan obatnya) melalui (salah satunya) tangan manusia dengan tujuan-tujuan yang baik. bayangkan dunia dengan angka kematian yang semakin mengecil secara progresif! bayangkan dunia dengan angka harapan hidup yang lebih panjang!
But touch my tears with your lips
Touch my world with your fingertips
And we can have forever
And we can love forever
Forever is our today
Who wants to live forever
Who wants to live forever?
Forever is our today
Who waits forever anyway?
(Who Wants to Live Forever, dipopulerkan oleh Queen, lirik oleh Brian May)
bayangkan Conor Mcleod, manusia "abadi" selalu muda, harus mengalami bahagia dan penderitaan hidup bersama kekasihnya Heather, manusia "biasa" yang bertambah tua dan mati. dari film Highlander. bahagia dan penderitaan adalah koin dua sisi yang selalu kita simpan di dalam kantung dalam menjalani kehidupan.
aku tidak anti perkembangan teknologi, apapun bentuknya. tetapi, mudah-mudahan kita bisa lebih bijaksana dan hati-hati dalam pemanfaatannya! :)
salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar