31 Maret 2009

tergesa-gesa.... makin lambat

komik Zen Membebaskan Pikiran

satu orang anak muda mendaki gunung, ingin belajar ilmu pedang pada guru pedang tersohor. sesampainya di padepokan sang guru, anak muda langsung menemui beliau dan bertanya, "guru, jika saya belajar dengan tekun, berapa lama saya baru bisa berhasil?" sang guru menjawab, "barangkali, sepuluh tahun." anak muda kembali bertanya, "ayahku sudah semakin tua dan saya harus merawatnya. jika saya berlatih lebih giat lagi, berapa lama baru bisa berhasil?" sambil tersenyum sang guru menjawab, "dalam hal ini, bisa jadi tiga puluh tahun." anak muda terperanjat. bingung dan penasaran, kembali dia bertanya, "mulanya, guru menyebut sepuluh tahun, lalu tiga puluh tahun. saya bersedia menempuh jalan sesulit apapun. saya mesti mempelajarinya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya." dengan tenang sang guru berkata, "kalau begitu, engkau perlu tujuh puluh tahun."

mereka yang terburu-buru mengharapkan hasil, cenderung tidak mendapatkan apapun pada akhirnya. perhatian pada peristiwa sehari-hari adalah jalan keluarnya. :)

pernah beberapa kali ada yang nanya... mas butuh waktu berapa lama untuk menguasai aikido? latihan berapa lama untuk mencapai sabuk hitam? dulu sih sempat kepikiran seperti itu. kapan ya... ? berapa lama lagi ya... ?
tapi beberapa tahun kemudian, jawaban-jawaban apapun dari pertanyaan-pertanyaan sejenis di atas menjadi tidak relevan. berjalan di jalan aiki (aikido) merupakan perjalanan sepanjang hayat. setuju banget dengan pernyataan bahwa "jalan" itu sendiri adalah tujuan :).

tapi bukan berarti berlatih tanpa ambisi atau tanpa tujuan. menikmati setiap bagian dalam perjalanan ini adalah jalan keluarnya. setiap kali latihan adalah pengalaman baru yang mengasah kemampuan diri. bahkan tidak ada satu teknik-pun yang sama yang pernah dilakukan, bahkan kepada orang yang sama. seperti sungai yang mengalir, sungai yang sama tetapi airnya selalu berbeda.

limit waktu hanya akan membatasi perkembangan diri kita. aikido itu dapat menjadi terbatas dan tidak terbatas, tergantung kita sebagai pelaku. potensi diri kita pun memiliki karakteristik yang sama. jadi kembali kepada tujuan semula, kenapa kita berlatih aikido? apa motivasi diri kita berlatih aikido? berapa lama kita akan berlatih aikido? sampai kapan kita akan tetap berlatih aikido? kenapa kita tidak menikmati saja pemandangan indah sekarang, disini :).

jadi... mari kita berlatih saja! berlatih dan terus berlatih... terus berlatih sampai di ujung nafas :). konon di saat-saat terakhir sebelum meninggal dunia, O-sensei berkata bahwa beliau sendiri masih belajar Aikido. imagine!

30 Maret 2009

normal or nuts?

are you too shy? too pushy? do you cry too much? do you cry too little? do you pull your hair? other's people hair? are you afraid of spider? or water tanks? or stuffed animals? from the Reader's Digest Indonesia (RDI) Feb 2009 ed.

sometimes i don't like talking, am afraid of others will think that what i say is stupid. sometimes i'm afraid of high places, especially those without railing. i'm afraid that the wind will blows me and i'll fall. and more afraid of i'll jump! it's not the suicidal thought (though i admitted that it rarely thought), but it's the sense of flying or floating. the desire to jump frightened me. i'm so proud of my brain and not too keen on my heart. once, ones said that i'm heartless. nothing fazes me emotionally for a long span of time. but sometimes i cry on the movie. sometimes i'm afraid of intimacy. i just don't trust human.

the good news is it's all normal, at least at some points :), but the line is thin :p. many of us suffer from depression, anxiety, or another pshycological problem. i used to don't give a damn care when something wrong with my thinking or feeling or behaviour. many people don't either. but the brain is an organ of the body and we should seek treatment when something wrong bout it. i've started to talked to someone, a nonjudgemental friend. i've tried to put more trust in people (a certain people). and i feel better. as the chinese proverb says, a sorrow shared is halved; a joy shared is doubled.

what i'm trying to say is, like the RDI said, to be human is to be quirky :). there're no group of perfect people out there. but if you feel something wrong with your thinking or feeling or behaviour, talk to someone (someone with crediblility), it might help :).

konsistensi

susah banget menjaga komitmen untuk tetap berusaha menulis apapun bentuknya, bagaimanapun kualitasnya. padahal punya cita-cita pengen jadi penulis.

23 Maret 2009

good aikidoka starts from good ukemi

aku percaya kalo salah satu syarat utama untuk jadi aikidoka yang baik tuh adalah ukemi yang baik. (ukemi secara sederhana adalah teknik/cara jatuh). secara etimologis ukemi berasal dari kata ukeru, menerima (kata agus-sensei lho, soalnya aku gak bisa nihongo :p). dan mi, badan (juga kata agus-sensei, kalo gak salah:p). dalam konteks aikido, jadi ukemi adalah reaksi kita sebagai aikidoka ketika menerima teknik dengan selamat. karena banyak teknik aikido yang berbahaya, maka diperlukan segmen khusus untuk belajar "reaksi" yang benar terhadap suatu teknik agar latihan bisa berjalan secara aman.

ukemi tuh melambangkan niat baik kita (sebagai uke) untuk memberikan rasa aman kepada nage. jadi nage dapat dengan leluasa melakukan teknik apa aja dengan lebih leluasa karena yakin dan percaya bahwa uke akan baik-baik saja. secara tidak langsung, uke memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan teknik nage. semakin baik ukemi seorang uke, semakin cepat (real time speed) seorang nage dapat melakukan teknik, semakin kental unsur "self-defense," meskipun ini juga bukan tujuan utama dari latihan aikido :). tapi dibalik ini adalah filosofi "memberi" lebih baik daripada "menerima," uniknya dalam aikido uke-nage saling memberi dan menerima :p. intinya adalah pengetahuan ukemi yang baik akan memberikan rasa aman selama latihan.

ukemi secara fisik juga berarti kesadaran (kepekaan) terhadap tubuh kita. ukemi tuh unik bagi setiap orang, sama seperti teknik aikido yang laen, karena tiap orang memiliki karakter fisik (dan mental) yang berbeda. ketika melakukan ukemi, baik sendiri maupun dilempar nage, sebenarnya yang paling tahu apakah ukemi tersebut sudah baik atau belum adalah diri kita sendiri. apakah kita nyaman dengan cara jatuh kita? bagian tubuh yang mana yang terasa sakit? jadi ukemi yang baik terutama adalah ukemi yang selamat dan nyaman buat diri kita sendiri. ketika uke dikenakan teknik oleh nage, tiap uke pasti memiliki kecenderungan jatuh yang berbeda. kenapa demikian? karena tiap orang memiliki toleransi sakit yang berbeda. postur (baik uke maupun nage) juga mempengaruhi teknik ukemi seseorang. kapan harus jatuh, ukemi jenis yang mana yang kita pakai, kemana arah jatuh, dll... semuanya mengasah kepekaan terhadap tubuh kita sendiri. sejauh mana kita peka terhadap bagian tubuh mana yang terkena teknik dan ke arah mana yang selamat buat "melarikan diri."

secara filosofis, ukemi juga dapat berarti jatuh dalam kehidupan sehari-hari. dalam hidup kita tidak selalu beruntung. hidup penuh dengan proses jatuh-bangun. sebagimana dalam latihan, ukemi juga mengajarkan kita untuk "jatuh" dengan selamat sehingga bisa "bangun" lagi. seperti boneka daruma yang selalu bangkit ketika dijatuhkan. hidup ini mungkin adalah penderitaan. tapi kita gak boleh jadi apatis. ukemi membuat kita siap untuk "jatuh" bukan "menjatuhkan diri" ke dalam penderitaan. ukemi juga melambangkan kerendahan hati. kita tidak malu untuk dijatuhkan oleh nage yang lebih junior misalnya.

seorang shihan pernah berkata (aku denger sendiri) kira seperti ini, kalo kita harus bersyukur kalo masih bisa sering menjadi uke dan melakukan ukemi. sering-seringlah menjadi uke dan berlatih ukemi dengan baik, karena semakin tinggi tingkatan sabuk kita, semakin jarang kesempatan untuk menjadi uke dan melakukan ukemi. kebayang aja kan berapa banyak orang yang "bisa" melempar seorang shihan :). bukan berarti shihan gak mau atau gak bisa ukemi, tapi pastinya orang lebih sungkan. meskipun demikian, mungkin kita pernah melihat seseorang yang kemampuan ukeminya semakin menurun seiring dengan peningkatan sabuknya. ironi memang. mudah-mudahan kita terhindar dari masalah seperti itu.

aku sendiri secara pribadi merasa bahwa belum memiliki kemampuan ukemi yang seharusnya. masih harus belajar banyak. aku beruntung di bandung masih banyak aikidoka mumpuni dan dapat merasakan pelbagai macam "penderitaan-suka rela" untuk dikunci atau dilempar oleh para sensei. dus, masih harus banyak belajar juga untuk dapat menjadi uke yang baik dan memberikan "pelayanan" terbaik buat nage. jadi masih sangat panjang jalan menuju nage yang baik :).

anyway, jangan lupa bahwa dalam aikido... jalan (do) itu sendiri adalah tujuan :)
easier said than done... least we'll try :)

07 Maret 2009

it's raining

i love rainy day. especially when i'm home where it's warm with a cup of hot coffee or tea :-) who doesn't? :-D
no really, i do love watching the rain. love the earthy smell of wet soil. the air is fresher. and don't forget the orgasmic (;-)) rainbow after the rain.
the rain is also best enjoy with your love-partner (if you had one). and it comes in 3 ways.. wet, dry, and wet-dry situation :-D. know what i mean ;-). and guys, it's the right time to make one of your fantasies comes true :-).
so why don't you enjoy it now.. have a nice rainy day guys..

05 Maret 2009

status report

kinda have a light fever, probably coz of the cold weather in bandung now.
found my obi back. fortunately, one of my student found it and gave it back on wednesday. so happy to have my obi back :-). u'll never know what it means until u lose it.
don't have much money left in my wallet (nothing new :-D), but still alhamdulillah can eat well.
send many application letters, still haven't got a job. keep trying and never give up.
miss my mom's cooking. hope it'll ramadhan soon, so i can go home :-). or go to bali, if i had a job months before ramadhan (like now :-)).
need sleep. sleep and get up early. and breakfast early, of course ;-). ciao..

03 Maret 2009

out of my life..

kita tidak pernah benar-benar merasa memiliki sesuatu sampai dia hilang. ironi. sebelumnya, meskipun bangga dan sangat menyukai sabuk hitam pertamaku, aku tidak pernah benar-benar merasa memiliki sesuatu yang berharga. dia hanya sebuah sabuk, sebuah sabuk hadiah kelulusan ujian yudansha-ku yang pertama. mungkin terasa berlebihan kalo aku bilang aku benar-benar merindukan obi-ku yang lama :). but i really do... tapi aku sudah tidak bersedih lagi. sudah let it go :). dan sekarang aku sudah memakai obi baru pemberian seorang teman.

sebuah obi hanyalah sebuah sabuk. sebuah sabuk memang menunjukkan tingkatan tertentu dalam bela diri. tapi bukan sabuk itu yang membuat kita menjadi praktisi bela diri yang baik. tapi kita yang harus menunjukkan bahwa kita pantas menyandang sabuk tersebut.