19 Maret 2014

Latihan, yuk!

Bulan maret ini sepertinya akan menjadi bulan yang paling basah...
Keringat bercucuran, lengan dan kaki terasa berat enggan bergerak, nafas tersengal, kepala sedikit pusing, badan tak henti teriak 'henti!' rindu sangat ingin berbaring.
Aku sadar semua pangkal pasti akan berujung... penderitaan yang tidak seberapa ini pasti akan berakhir. Teringat sebuah pesan: latihan ini harus keras dan berat, karena kalo lembut dan ringan semua orang akan bisa melakukannya dan hal ini tidak lagi menjadi sesuatu yang istimewa. Benarlah... karena ketika semua latihan berakhir, tidak butuh jeda yang lama untuk merindukannya kembali. Tidak ada yang bisa mengingkari buah dari latihan yang keras.

Minggu lalu aku menjalani ujian karatedo-ku yang kedua. Alhamdulillah berjalan cukup sukses, paling tidak menurutku :D
Materi ujiannya sendiri tidak terlalu sulit, karena aku menghabiskan waktu cukup lama untuk belajar dan berlatih. Justru latihan sebelum ujian yang membuatku cukup kelelahan. Padahal paket latihan yang kami lahap disajikan dalam porsi yang lebih kecil, durasi latihan lebih singkat dari rencana semula. Dapat aku katakan di sini dengan bangga bahwa aku sudah memukul dan menendang sekuat tenagaku :)

Minggu kemarin aku mengikuti seminar aikido di Jakarta. Acara seminar biasa yang terbagi dalam empat sesi latihan dalam tiga hari. Sekali lagi, sebenarnya materi latihan yang disajikan tidak terlalu istimewa. Pun, durasi latihan seharusnya masih dalam batas toleransi nyaman. Tantangan terbesar buatku adalah cuaca panas. Bahkan ketika hanya berdiri atau duduk santai, mengenakan seragam latihan saja sudah cukup membuat keringat mengalir deras. Sungguh besar sekali godaan untuk melewatkan satu sesi latihan atau sekedar rehat sejenak duduk di pinggir matras.

Ini menurutku. Tantangan terberat sebuah latihan adalah "memulai latihan." Selama latihan tantangan berikutnya adalah "menunda istirahat." Dan tidak ada yang lebih nikmat daripada perasaan "setelah latihan berat." Latihan itu menyemai bibit candu, itu istilahku.

Mungkin saja semua masalah dan cobaan hidup di dunia ini adalah laksana "latihan yang berat"... Nah menurutku latihan seperti ini jauh lebih berat daripada latihan manapun yang pernah aku lakukan. Aku gak yakin latihan semacam ini membuat kita menjadi kecanduan untuk terus berlatih (alias terlibat masalah) :D
Itulah alasan kenapa kerasnya latihan di dojo tidak akan pernah sebanding dengan kerasnya kehidupan di dunia nyata. Jadi mari berlatih di dojo! Masa segitu aja udah 'tap out' :D

(pesan untuk diri sendiri)

03 Maret 2014

Pesta Buku (Islami?) Bandung 2014

Sudah berkunjung ke Pesta Buku Bandung 2014? Kalo belum, tidak masalah... pesta(?)nya belum usai sampai dengan tanggal 5 Maret kok. Tapi, kalo boleh saya menyumbang saran... mending gak usah dateng deh! Pestanya gak asik!

Sebagian besar (lebih dari setengah) koleksi buku yang ditawarkan adalah buku agama (Islam). Sekalian aja acara ini diberi judul "Pesta Buku Islami Bandung 2014"! Apa yang terjadi? Ada apa dengan para penerbit buku 'biasa' non relijius? Bagaimana nasib kami ini para pemburu buku 'duniawi?'

Saya lebih menikmati wisata jajan di sekitar pintu masuk pameran. Habiskan saja rupiahmu di luar daripada di dalam! Perut kenyang, hati senang.

02 Maret 2014

Tentang Puasaku dan "Mudah-mudahan!"

Akan sedikit menyombong kali ini... siap-siap!

:D Tentu saja, aku bercanda. Karena, aku banyak menyombong setiap kali! :D

Banyak bulan yang lalu aku membaca sebuah buku tentang sebuah pola diet yang (konon) cukup revolusioner (atau apalah istilahnya, belum menemukan kata yang tepat), tetapi tentu saja tidak terlalu populer :D
Salah satu tips diet yang dianjurkan adalah dengan mematikan televisi. gak percaya? sila coba!

Tidak begitu banyak bulan yang lalu aku membaca sebuah buku yang sudah agak basi tahun terbitnya, tetapi tetap relevan isinya dalam konteks kekinian. Sebuah buku yang menjelaskan proses pendangkalan berpikir yang disebabkan oleh kemajuan teknologi (khususnya di bidang media massa). Televisi memang bukan tersangka utama untuk jaman sekarang, tetapi juga jadi faktor penting.

Sedikit bulan yang lalu... pada sebuah media sosial, aku membaca sebuah komentar yang menyikapi gencarnya tayangan bermutu rendah di stasiun televisi lokal. Sederhana saja, "Matikan Televisi Anda!"

Dan inilah yang terjadi di akhir tahun yang baru lewat lalu... Aku mencabut kabel antena dan memutuskan arus listrik ke tabung kaca sang penyebar bencana! (tiga kata terakhir benar-benar berlebihan dan bisa dilewat-baca :D) Aku menyiapkan diri untuk puasa televisi. Sesekali menonton televisi ketika bertamu atau makan di warung yang ada televisinya.

Banyak yang terlewat. Siaran berita paling aku rindukan. Ketinggalan banyak perkembangan nasional dan dunia. Berusaha mengejar ketinggalan dengan membaca koran.

Dietku tidak begitu berhasil :D tapi beneran lho, mengurangi nonton televisi beneran mengurangi porsi makanku (sedikit), terutama cemilan. Jadi mungkin ada baiknya juga untuk kamu coba. Makan sambil menonton televisi (konon) membuat kita cenderung makan lebih banyak, butuh waktu yang lebih lama untuk kenyang karena perhatian kita terbagi.

Saya juga sudah mulai berhenti memaki dalam hati ketika menonton acara hiburan di stasiun televisi lokal. Saya berhenti membayangkan ribuan sel syaraf "positif" yang hangus di otak saya. Saya berhasil mengurangi "dosa" saya yang gemar bergosip artis :D. Mungkin banyak hal positif yang saya korbankan dari siaran televisi, tetapi saya percaya ada jauh lebih banyak waktu produktif yang berhasil saya selamatkan :)

Yang terakhir dan paling membahagiakan saya adalah saya sudah membaca banyak halaman buku dalam tiga bulan terakhir! Tentu saja saya masih harus menilai dengan lebih menyeluruh lagi "kemajuan" ini dengan memasukkan 'kualitas bacaan' selain 'kuantitas bacaan' sebagai salah satu parameternya. Tetapi saat ini saya sudah cukup bahagia dengan keberhasilan saya menamatkan beberapa buku (hampir semuanya fiksi, sayangnya) dalam sekitar tiga bulan terakhir.

Saya berharap saya bisa menghindarkan diri dari "kedangkalan" umat manusia yang pernah diramalkan oleh seorang penulis dalam sebuah buku. Paling tidak berusaha untuk tidak menjadi lebih "dangkal." dua 'tidak' dalam satu kalimat tidak berarti "ya" kan? tambah lagi satu 'tidak' dalam kalimat sebelum ini :D

Masih banyak hal yang konsumsinya harus saya kurangi, selain kolesterol jahat dan gula sederhana tentunya :D Saya berhasil mengurangi konsumsi mi instan sampai hampir nol per bulannya. Saya berhasil mengurangi jam-jam santai saya berbaring menonton televisi. Mudah-mudahan saya juga bisa berhasil mengurangi 'mengintip' sosial media. Mudah-mudahan saya juga bisa berhasil mengurangi durasi selancar tak tentu arah saya di dunia maya. Mudah-mudahan setelah lebih banyak membaca buku, saya juga bisa lebih banyak menulis :)

Masih banyak godaan aktivitas membuang waktu produktif yang ada di sekitar kita. Mudah-mudahan kita semua dianugerahi kemampuan dan kekuatan untuk memilah dan memilih yang terbaik untuk kita! :)