14 Maret 2011

those who can't, teach :-D

lepas posting terakhir.. kemudian terlintas satu pikiran. sebagai laki-laki yang masih bujangan & belum punya anak, sepertinya saya akan jadi orang terakhir di dunia yang dimintai nasehat seputar mendidik anak :-D. jadi inget salah satu sindiran "those who cant't, teach" ..

tapi, saya sungguh tertarik pada seputar masalah anak & perkembangannya. jadi, anggap aja ini sebagai perspektif unik dari seorang bujangan :-).

saat ini telah banyak ditulis panduan seputar perkembangan anak, tentunya jauh lebih banyak & lebih mudah diakses dibandingkan tahun 80an ketika saya kecil :-D. menurut saya, calon orang tua atau guru atau siapapun yang berkepentingan, harus berusaha keras untuk menggali informasi sebanyak mungkin.. jadi kita gak boleh malas membaca, malu bertanya, atau usaha yang lain. saya percaya tidak ada investasi (waktu, uang, tenaga) kita yang sia-sia demi (calon) anak (didik) kita.

serunya.. kadang ada anjuran atau panduan yang bertentangan :-D. well, kalo mentok, kayaknya mending percaya dengan naluri & mendengarkan kata hati :-). terlalu banyak aturan kadang juga membuat saya pusing, atau malah jadi lupa.

ketika menghadapi masalah-masalah di atas, yang saya lakukan adalah: saya mencoba menganalisa diri sendiri. saya akan bertanya pertama kali kepada 'anak kecil' di dalam diri saya. kemudian setelah mendapatkan 'jawaban' yang baik (menurut saya).. langkah berikutnya adalah langsung mempraktikkan apa-apa yang baru saya pelajari dengan bertahap (sesuai kemampuan).

dalam praktik.. mungkin tidak akan semudah yang kita baca atau pelajari :-). tapi jangan khawatir, pertama kita harus bisa menerima fakta bahwa kita bukan manusia yang sempurna. pun bila kita merasa sudah berusaha semaksimal mungkin.. sabarlah! proses perubahan bisa memakan waktu yang lama, kita juga harus menghargai kecepatan 'prosesor' yang unik dari tiap anak.

bahkan ketika kita (merasa) gagal.. jangan bersedih! JANGAN! saya percaya, niat yang baik & usaha yang sungguh, pastilah akan berhasil! :-) sekecil apapun pencapaian kita, kita harus tetap bersyukur.

saya beruntung diberi Tuhan kesempatan untuk belajar & 'bereksperimen' seputar masalah anak sebelum (Insya Allah) dikaruniai anak :-D. saya juga merasa beruntung diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak yang istimewa. saya akui tidak semua pengalaman itu menyenangkan (paling tidak pada awalnya).

saya berdoa: dengan semua keterbatasan, semoga saya tidak akan pernah melukai satu orang anakpun!

10 Maret 2011

tentang anak

bagi Freud, hanya satu orang yang bisa melakukan analisis-diri, yakni Sigmund Freud sendiri. setiap orang lain perlu dianalisis oleh seorang analis dengan menapaki jalan Freud. salah satu tujuan psikoanalisis, menurut Freud adalah mendasari & membentuk cara membesarkan anak.

ok.. saya tidak cukup cerdas untuk mencerna psikoanalisis (atau pun teori perkembangan lainnya) dengan baik secara ilmiah :-D saya hanya mau berbagi sedikit pengalaman pribadi selama 4 tahun terakhir bekerja dengan anak-anak. tapi saya juga tidak akan menafikan intervensi buku, artikel, tv talkshow, seputar masalah anak yang pernah saya baca atau ikuti. jadinya ya.. semacam gado-gado yang isinya penafsiran sederhana saya terhadap psikologi anak (populer) & pengalaman berinteraksi dengan anak-anak, khususnya dalam konteks belajar-mengajar aikido.

karena keterbatasan jumlah karakter, maka tema ini akan saya bagi dalam beberapa posting-an. doakan saya tidak terbentur dinding malas! :-D

sebelumnya.. harus saya akui bahwa pertama kali saya terjun ke dalam dunia anak sebenarnya karena alasan terpaksa, karena motivasi finansial semata. well, bukan berarti saat ini saya tidak butuh uang :-D tetapi paling tidak saat ini saya (merasa) lebih baik dalam menyiapkan materi yang pas & menerapkan pola interaksi dengan anak. saya juga lebih menyadari bahwa sekecil apapun intervensi (latihan aikido kadang hanya berlangsung selama satu jam per minggu) yang saya lakukan dapat memberikan kontribusi positif (atau negatif) terhadap perkembangan anak.

konten beladiri dalam aikido menurut saya terlalu berbahaya untuk diajarkan secara penuh pada usia dini. anak-anak belum memiliki kontrol (baik secara fisik maupun emosi) yang sempurna dalam mengeksekusi teknik aikido sehingga dapat membahayakan teman-teman sepermainan atau dirinya sendiri. sementara konten filosofis atau pesan-pesan moral dalam aikido kadang terlalu 'tinggi' untuk anak-anak (bahkan bagi sebagian peserta didik dewasa, termasuk saya :-D) jadi kita harus menghindari sejauh mungkin penggunaan 'bahasa dewa' di dojo :-).

meskipun demikian.. saya termasuk golongan praktisi aikido yang percaya bahwa anak-anak dapat memperoleh manfaat positif dari latihan aikido, dengan syarat bahwa anak-anak harus mendapatkan perlakuan & materi yang khusus supaya tidak mengkhianati kodrat tertentu mereka sebagai anak (bukan sepenuhnya miniatur orang dewasa).

ok deh.. ampe sini dulu :-D sambung lagi di posting berikutnya..