18 Februari 2015

Naik Kereta Api, tut tut tut...

Siapa hendak turut? Ke Bandung, Surabaya...

Perjalanan pertamaku dengan kereta api sebenarnya sudah cukup terlambat, jelang ulang tahunku yang ke-18. Kereta malam dari Stasiun Prabumulih menuju Stasiun Tanjung Karang, kelas bisnis. Liburan sejak kecil, moda angkutan favorit keluarga kami saat itu adalah bus antar kota.

Belasan tahun kemudian... Aku makin jatuh cinta dengan kereta api! Menurutku, untuk saat ini, kereta api adalah tumpangan paling nyaman untuk jalan-jalan. Selain itu, inovasi PT KAI dalam pelayanannya, membuat pelanggan jasa ini semakin setia, aku salah satunya.

Nah akhir pekan lalu, memanfaatkan momen promo Imlek dari PT KAI, aku putuskan untuk menempuh jarak lebih dari 1500 kilometer di atas rel, menyusuri jalur selatan dan utara pulau Jawa. KA Malabar untuk menyusuri jalur selatan dari Bandung menuju Malang. Kemudian, bergerak ke utara dari Malang menuju Surabaya menumpang KA Bima. Selanjutnya, menyusuri jalur utara lintas Surabaya - Jakarta dengan KA Argo Bromo Anggrek. Dan kembali ke Bandung dari Jakarta dengan KA Argo Parahyangan. Alhamdulillah semua perjalanan ditempuh dengan fasilitas kelas eksekutif. Mumpung tarif promo :D

Secara umum aku sangat puas dengan edisi jalan-jalanku kali ini. Aku senang dapat merealisasikan salah satu mimpiku untuk sekali lagi menumpang KA Argo Bromo Anggrek. Dulu, dulu banget... Aku pernah sangat terkesan dengan layanan kereta ini dalam sebuah perjalanan menuju Bali dari Jakarta. Saat itu, ini adalah kereta paling mewah yang pernah aku naiki. Ekspektasiku sangat tinggi terhadap layanan kereta ini... mungkin terlalu tinggi.

KA Argo Bromo Anggrek masih merupakan kereta yang bagus. Tetapi dalam perjalanan kali ini aku paling menikmati paruh perjalananku dari Stasiun Malang Kota (Baru) menuju Stasiun Surabaya Gubeng. KA Bima benar-benar mencuri perhatianku. Aku hampir tidak menemukan celah kekurangannya. Interior gerbong yang cerah, kursi penumpang yang empuk dan berfungsi dengan baik, jendela dengan tirainya yang bersih, kamar mandi bersih tanpa bau, benar-benar menambah kenyamanan perjalanan.

KA Malabar juga tidak mengecewakan. Bahkan lebih baik daripada pengalamanku beberapa waktu sebelumnya menumpang kereta yang sama dari Bandung ke Malang. Sementara KA Argo Parahyangan yang super sibuk.. entah kenapa aku sering kali kebagian jadwal yang molor setiap menumpangnya. Selain masalah jadwal-molor, KA Argo Parahyangan secara umum adalah kereta yang bagus juga.

Total perjalanan dari Stasiun Hall Bandung pulang-pergi yang kutempuh kali ini adalah sekitar 42 jam. Lebih dari 30 jam diantaranya aku habiskan di atas rel! :D Sekitar 3 jam aku habiskan dengan jalan-jalan di Malang, mungkin 4 jam nyasar di Surabaya, dan kurang lebih 3 jam nongkrong di Gambir.

Bintang perjalanan kali ini adalah KA Bima! Padahal tarif yang aku bayar adalah yang paling murah! Padahal tarif yang paling murah tersebut adalah tarif normal, non-diskon! Benar-benar di luar dugaanku. Aku sangat merekomendasikan kereta ini! :)

Mimpiku berikutnya adalah merambah rel dari Merak sampai Banyuwangi.. Insya Allah :)

17 Februari 2015

Alfamart versus Indomaret: Edisi Gubeng 2015

Februari 2013 - Februari 2015
Tepat dua tahun yang lalu aku menulis begini  soal perang antara Alfamart dan Indomaret di blog ini. Kebetulan banget, bulan ini aku kembali mengunjungi tempat yang sama, Stasiun Gubeng :D
Ada yang berbeda? Ada yang berubah?

Banyak yang berubah... Dua tahun yang lalu aku "hanya" menumpang KA Pasundan ke Surabaya dan pulang ke Bandung dengan KA Mutiara Selatan. Wah.. wah.. sulitnya tidur di kelas ekonomi dan bisnis jarak jauh menempuh jarak lebih dari 600 kilometer! Terdampar di kursi tunggu penumpang menunggu pagi di emperan Stasiun Gubeng.

Kemarin... Menumpang kereta super keren dari Stasiun Malang dengan biaya sangat ekonomis, KA Bima! Bayangkan tiketnya dibanderol 40 ribu rupiah saja untuk kelas eksekutif, padahal untuk layanan yang sama kereta ekonomi Jayabaya mematok tarif 30 ribu perak! Daleman gerbong yang aku naiki bener-bener super nyaman. Kemarin aku tidak pulang ke Bandung melalui Stasiun Gubeng, tetapi menumpang KA Argo Bromo Anggrek dari Stasiun Pasar Turi.

Jadi... dapat dikatakan kali ini aku jauh lebih beruntung :) naik kelas! :D dan naik biaya! :D tetapi sebanding kok dengan peningkatan kenikmatan dalam perjalanan :)

Nah, karena kemarin langit mendung di Surabaya mengundang gerimis... sejenak aku terdampar di emperan stasiun. Aku teringat perseteruan abadi antara dua raksasa minimarket lokal ini, Alfamart versus Indomaret. Kenapa tidak membandingkan sekali lagi, seperti dua tahun yang lalu di tempat yang sama. Dan aku pun berbelanja... riset kecil-kecilan.

Tidak ada yang berubah! Pelayanan awak Alfamart masih lebih memuaskan daripada kru Indomaret, pada masing-masing cabang di Stasiun Gubeng. Masih seperti dua tahun yang lalu, menurutku, karyawan Alfamart masih jauh lebih ramah. Kasir Indomaret melayaniku dengan dingin. Sebagian pembeli di kedua toko ini mungkin hanya pelintas dan belanja murah (seperti aku yang lewat dua tahun sekali dengan total belanja belasan ribu). Tetapi, ini bukan alasan untuk menistakan kami, kaum pelintas-belanja hemat.

Tulisan ini bukan penilaian yang objektif. Aku juga tidak mendapatkan keuntungan seperserpun dari tulisan ini. Tapi, aku tetap mengapresiasi keramahan pelayanan awak Alfamart khususnya mereka yang bekerja pada tanggal 15 Februari 2015 sekitar jam 4 sore di cabang Stasiun Gubeng. Sengaja aku tidak menyapa/menanyakan Mbak Mayang Enonisa yang (mungkin) ada di toko pada saat itu. Mbak yang satu ini menulis komentar di tulisanku sebelumnya :D

Lain kali nyasar di Gubeng, aku pastikan akan mampir kembali ke Alfamart dan mungkin belanja sedikit lebih banyak :D

Kesimpulan: Alfamart menang telak 2-0 dari Indomaret di Stasiun Gubeng

nb: pengalaman tahun 2013 bisa dibaca di sini

10 Februari 2015

akhir pekan berkesan: Shorinjiryu Kenkokan Karatedo 4

Februari kali ini sepertinya akan menjadi bulan paling berkesan di 2015.

Untuk yang keempat kalinya, beberapa hari yang lalu aku mengikuti ujian mudansha bersama Hiroshi Hisataka Sensei. Latihan intensif dan ujian kali ini adalah yang terberat untuk saat ini, sekaligus sangat berkesan.

Bayangkan, aku dan sensei menembus macetnya jalanan dari kampus Unpad Jatinangor sampai ke kampus Maranatha di atas Revo, hujan-hujanan pula! Waktu tempuh hampir dua jam. Untuk beberapa saat kami harus menenangkan pantat sesampainya di tujuan : D

Pertama kali pula, sensei memasak nasi kari untuk makan malam kami semua. Sensei yang rendah hati. Sederhana pula, pada suatu kesempatan lebih memilih naik angkot daripada menumpang taksi. Makanan yang paling diminta adalah gehu dan semangka.

Ironi kali ini adalah pada akhir latihan intensif, berat badanku malah bertambah :D
Efek yang tak terduga, setelah beberapa waktu sebelumnya berat badanku malah turun. Mungkin latihan memang kurang relevan dengan fluktuasi berat badanku :D

By the way...
Masih banyak kekuranganku, masih banyak yang harus aku pelajari.
Makin banyak latihan, makin banyak lagi latihan diperlukan.

Karena latihan tidak pernah berbohong... Maka mari kita berlatih dengan lebih semangat! :-)

Akhir pekan depan... Aku akan merayakan hari (konon) kasih sayang dengan melakukan perjalanan-solo bertajuk rail-trip. Rencanaku adalah menempuh perjalanan dengan rute Bandung-Malang-Surabaya-Jakarta-Bandung dengan moda angkutan kereta api! Seru kan? :-)

Perjalanan kali ini didukung oleh Promo Imlek PT KAI! :D
Semua rute akan ditempuh dengan kelas eksekutif pada kereta api Malabar, Bima, Argo Bromo Anggrek, dan Argo Parahyangan. Aku akan menghabiskan sebagian besar waktuku di atas kereta dan menyisakan hanya sedikit waktu untuk berjalan-jalan di sekitar stasiun.

Tidak sabar....

Selamat menikmati februari!