31 Maret 2012

sendiri

seorang teman meminjamkan sebuah buku tipis yang mencoba mengulas puisi-puisi karya Chairil Anwar secara filosofis... satu puisi yang aku suka:

Sendiri

Hidupku tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi

Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari setiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

Pebruari 1943

sepertinya saat ini "sendiri" cukup mewakili.