bagaimana Kodrat menjalani hidup sesuai takdir dan Kenangan yang terkait masa silam.
ko.ma nomina tanda baca (,) yang dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian, untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya
ko.ma nomina Kedokteran dan Fisiologi keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu ransangan (karena keracunan, sakit parah, dan sebagainya)
...begitu yang tercantum dalam KBBI 1997 di rak bukuku.
aku tidak akan menyematkan pujian "a must read book!" kepada novel karya fx rudy gunawan ini... maaf :) meskipun novel ini jauh dari kualitas buruk, paling tidak menurutku :D yang pasti novel ini berhasil menyihirku untuk "menyelesaikannya" dalam waktu yang cukup singkat... cukup menarik perhatianku. sesuatu hal yang cukup langka untuk insan-malas-baca-sampai-tamat sepertiku :D
judul novel ini sebenarnya sudah "membocorkan" sebagian besar bagian akhir ceritanya :D dengan cara yang cerdas. sekalian aja ya aku bocorin sedikit di sini :D pengarang "membiarkan" Kodrat berada dalam kondisi koma pada akhir cerita. kisah hidup Kenangan pun berlanjut dalam benak pembaca... seperti sebuah kalimat yang belum sempurna karena belum diakhiri dengan tanda titik (.).
hidup ini memang seperti sebuah kalimat panjang yang (mungkin) penuh dengan koma. sebuah rangkaian kata-kata belum sempurna menjadi sebuah kalimat sebelum diakhiri dengan tanda titik. hidup yang penuh dengan koma menjanjikan ketidakpastian yang menggairahkan, paling tidak bagi sebagian orang. "apa asyiknya hidup jika kita tahu apa yang akan terjadi esok?" ujar Kodrat (halaman 23). meskipun kejutan dapat berarti 50% kemungkinan menyenangkan dan 50% kemungkinan sebaliknya... dan Kodrat pun berakhir dengan 50% kemungkinan hidup dan 50% kemungkinan mati (halaman 175).
masih ingat Medulla Sinculasis yang aku baca beberapa waktu yang lalu? menurutku ada sedikit kemiripan pesan antara Medulla dan Koma... sama-sama menyuarakan kritikan sosial penulis, meskipun dalam gaya bahasa yang berbeda. Paox Iben dalam Medulla lebih blak-blakan dalam bercerita, paling tidak melalui penyebutan nama karakter asli yang bahkan masih hidup sampai saat ini. sementara FX Rudy Gunawan menggunakan nama-nama karakter samaran meskipun mengacu pada peristiwa-peristiwa faktual. meskipun Kodrat sempat menyindir "katanya sekarang udah reformasi, udah demokratis, udah transparan..., gimana sih, pak?" (halaman 29) tetapi ternyata Paox lebih transparan daripada Rudy :)
soal cerita?... menarik. buktinya aku yang cepat bosan ini sukses menamatkan novel ini dalam waktu singkat (pun karena novel ini tidak terlalu tebal :D). ceritanya... kasi tau gak ya? beneran kamu pengen tau? :D baca sendiri aja deh.
[ K-O-M-A ]
sebuah novel karya FX Rudy Gunawan
Penerbit Spasi & VHR Book, Jakarta, 2008, ix + 182 halaman.
2 komentar:
dapet dari pameran buku bandung ya gan??kirim ke prabumulih doong..hehehe
ini berkah bernilai dengan harga 5 ribu saja :) ...siap dikirim dengan biaya 100 ribu saja :D
Posting Komentar