05 Februari 2009

bout them

"Apa yang dinginkan para wanita adalah sebuah misteri bagi seorang analis juga bagi seorang pujangga. Seandainya saja kalian bisa mengatakan kepada kami, Nyonya Banwell, namun kalian tidak bisa. Kalianlah masalah itu, tetapi kalian juga tidak mampu memecahkannya seperti kami, lelaki yang malang."

begitulah Freud menjawab pertanyaan Nyonya Banwell untuk melakukan psikoanalisa kepada dirinya, kutipan dari interpretation of murder. dalam catatan pengarang, Jen Rubenfeld menulis bahwa "...nyaris pada setiap kejadian, mereka mengatakannya." untuk menjawab pertanyaan para pembaca apakah Freud (dan Jung) benar-benar menyatakan pendapat mereka. ya paling tidak kita bisa membayangkan bahwa Freud akan menjawab seperti itu:).

yup! sejak pertama kali tercipta, wanita sudah membuat heboh:p. bayangkan kehebohan yang terjadi di surga ketika Dia memutuskan untuk menciptakan makhluk lain untuk menemani Adam. dan aku yakin setan semakin senang karena keinginan abadinya untuk menjungkalkan manusia dari kebun surga semakin menjadi mudah.

maaf, sebelumnya aku harus bilang kalo aku bukan anti-wanita, iwan fals bilang "harus ku akui, aku suka wanita. sebab aku laki-laki, masak suka pria." dan aku setuju banget!:)aku bukan seorang seksis (sexist). ya mungkin rada sedikit... soalnya kita tidak akan pernah bisa sepenuhnya objektif dalam hidup ini. let's just say that kita sedang membicarakan oknum manusia yang kebetulan berjenis kelamin wanita. aku juga lupa mana yang lebih sopan "wanita" atau "perempuan." selanjutnya akan ditulis "wanita." (dengan alasan lebih singkat)

pertama kita harus mengakui bahwa sejarah (hampir seluruhnya) ditulis oleh kaum adam. bahkan agama pun (meskipun tidak mau mengakuinya) menempatkan wanita pada posisi yang berbeda dengan pria (untuk tidak mengatakan, lebih rendah). para pejuang feminis, ironinya, justru mengindikasikan bahwa bahkan sampai saat ini wanita dan pria tidak berada pada posisi sejajar. meskipun kita masih harus membedakan lagi antara jender dan jenis kelamin. waduh... kok malah jadi makin rumit ya?:p

(jadi lupa deh tadi mo nulis apa....)

sederhana aja... kami (pria) tidak pernah bisa mengerti kalian (wanita), vice versa. mereka bilang kami dari mars dan kalian dari venus. we don't even speak the same language:p.

aku inget beberapa tahun yang lalu, aku pernah berdebat mesra (mudah-mudahan aku gak ke GR-an:P) dengan seorang wanita. aku bersikukuh bahwa pria jauh lebih rasional daripada wanita. pria lebih banyak menggunakan rasio daripada rasa dalam membuat suatu keputusan. wanita sebaliknya. dan karena aku seorang rasionalis, menurutku itu membuat kami menjadi lebih baik daripada mereka. dia berpendapat bahwa perasaan juga penting dan tidak selalu pria lebih rasional daripada wanita. sebenernya aku setuju bahwa harus ada keseimbangan dan tidak selalu pria lebih unggul dan pria-wanita harus menjadi mitra sejajar, aku cuma menikmati obrolan serius dengan seorang wanita yang menarik:P.

tapi kita harus mengakui bahwa kita emang berbeda. paling tidak secara fisik kita memiliki beberapa organ tubuh yang berbeda. tubuh kita juga memproduksi hormon dalam kadar tertentu untuk setiap jenis kelamin yang membuat kita berbeda.

(padahal sebelumnya bukan ini yang mo aku tulis:p...)

kaum adam jelas sangat menikmati posisi superior terhadap kaum hawa. tetapi secara sadar maupun tidak sadar, sebagian kaum hawa juga menikmati posisi ini (and i don't mean bout sex, though it might be true also:)). mereka tidak keberatan menjadi objek. kita misalnya bisa melihat dari wajah-wajah bahagia para wanita yang baru saja menonton film-film komedi kacangan yang jelas-jelas merendahkan martabat wanita.

perjuangan menuntut emansipasi juga kadang-kadang cuma jadi basa-basi. seringkali mereka hanya menuntut persamaan hak dan bukan persamaan kewajiban. jadi cuma mau enaknya aja. kalo ada yang berat-berat atau gak enak, mereka akan bilang "lho itu kan tugas kalian (pria)." dulu (dulu banget...) ada seorang teman wanita yang protes ketika aku tugaskan untuk menyiapkan makanan, katanya tugas menyiapkan makanan tidak identik dengan wanita. tetapi tidak ada wanita yang protes ketika aku memutuskan bahwa teman-teman pria yang harus menyiapkan logistik alias angkat-angkat.

ada satu film yang menurutku cukup menarik untuk diperhatikan baik oleh pria maupun wanita sehubungan dengan emansipasi wanita. sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama "Garp" karya John Irving. (sebenernya aku gak tau mana yang duluan, novel atau filmnya:), tapi aku sudah nonton filmnya dan membaca novelnya). uhm, menurutku filmnya lebih mudah dimengerti, meskipun sudah pasti ada distorsi antara novel dan film. well, intinya di dalam filmnya kita akan menyaksikan beberapa jenis feminis (dan tidak terbatas pada wanita saja). kita juga akan menyaksikan gambaran peranan unik antara ayah-ibu di rumah. menurutku film ini menawarkan perspektif yang menarik dalam memandang hubungan antara pria-wanita dalam masyarakat. coba aja cari film atau novelnya:).

wah kalo frued aja pusing, apalgi aku:P...
waduh udah cuku panjang kayaknya yang aku ketik dan jauh banget dari niat semula:p. udahan dulu ah...

ta ta..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wanita lebih kuat daripada pria

Pria adalah mahluk yang lebih kuat, gigih, dan tahan banting bila dibandingkan dengan wanita. Paling tidak begitulah stereotip yang ada dalam benak banyak orang. Padahal faktanya di seluruh dunia wanita lebih mampu bertahan hidup daripada pria. Mengapa demikian? Banyak alasannya, termasuk di antaranya:

- Bermain aman
Pada usia muda, lebih banyak pria yang meninggal akibat kecelakaan dibanding wanita. Lebih banyak pria yang terbunuh atau bunuh diri dibandingkan wanita. Menurut para ahli, di usia muda remaja pria mengalami "badai testoterone" sehingga gejolak untuk melakukan hal-hal berbahaya dan memicu adrenalin lebih tinggi.

- Terbiasa sakit
Dibanding pria, wanita lebih sering merasakan sakit. Mereka juga lebih sensitif terhadap rasa sakit. Meski begitu, wanita mampu menangani rasa sakit itu dengan baik dan jarang mengeluh. Menurut studi, wanita mengalami sakit persedian 40 persen lebih banyak dibanding pria. Tapi hebatnya, rasa sakit yang dialami tak membuat aktivitas harian mereka terganggu. Mengurus rumah tangga dan bekerja tetap dilakukan seperti biasa.

- Pengemudi yang baik
Wanita terlanjur dicap sebagai pengemudi yang buruk, tapi nyatanya lebih banyak pria yang meninggal di jalan raya. Survei yang dilakukan oleh Quality Planning, perusahaan yang melakukan penyelidikan atas sebuah klaim asuransi, pria lebih sembrono saat mengemudi. Mereka juga menemukan bahwa pria kurang mematuhi rambu lalu lintas dan batas kecepatan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut biasanya berakhir dengan kecelakaan.

- Lebih sehat
Biasanya wanita lebih peduli pada kesehatannya. Selain menjaga pola makan, mereka juga lebih rajin berolahraga, tidak merokok dan jarang yang menyukai alkohol. Tak heran bila usia harapan hidup wanita lebih tinggi.

- Tahan kesepian
Secara mental wanita juga lebih kuat dibanding pria. Diminta "jungkir balik" mencari nafkah untuk keluarga bukanlah hal berat untuk pria. Tapi begitu ditinggal pasangan yang meninggal, tak perlu menunggu lama bagi pria untuk mencari pengganti. Kebanyakan pria memang tak tahan kesepian.

ta ta....