(kayaknya aku udah pernah nulis ini di sini, tapi ya sudahlah ... :D hak prerogatif pemilik blog)
secara umum, aku bisa dibilang termasuk tipe manusia konvensional :) tapi baru beberapa tahun terakhir ini aku sadar kalo hidupku (sebagian besar) terlalu datar dan mudah diprediksi, dan (akhir-akhir ini terasa) menyebalkan. dalam salah satu film (lupa judulnya :D) ada kutipan semacam ini kalo "di dunia ini semua orang pasti akan mati, tapi gak semua orang yang mati itu pernah hidup"... ngerti kan maksudnya. nah aku gak mau mati dulu sebelum aku pernah hidup.
temenku bilang aku gak boleh egois, karena kita gak bisa hidup sendirian. kita gak bisa tiba-tiba menyepikan diri hidup di atas gunung atau berburu petualangan penuh hasrat dalam perjalanan, sementara kita masih punya keluarga atau orang tua yang tentu sedikit banyak punya harapan-harapan tertentu terhadap kita. seandainya aku bisa hidup penuh petualangan seperti ernest hemingway (minus bunuh diri :D) ... uhm, meskipun bunuh-diri termasuk dalam kategori hidup-suka-suka juga menurutku :) mimpiku sih gak sekeren hidupnya hemingway :D tapi maulah nyobain dikit-dikit hidup di tepi atau yang rada spekulatif :)
menurut kitab suciku, MHI :D buat laki-laki (atau manusia pada umumnya) pengalaman baru jauh lebih bernilai daripada barang baru. maksudnya daripada beli gadget baru yang kadang cuma buat gaya (bukan karena alasan fungsional) lebih baik beli paket liburan ke borobudur misalnya (aku belum pernah liat dan sentuh borobudur :'( poor me!) atau lebih baik lagi jalan-jalan-kere ke bali atau lombok, misalnya. trus nyobain makanan atau minuman lokal, uhm boleh juga sedikit nerobos rambu halal-haram :D makan di warung pinggir jalan atau dalem gang mungkin gak gitu higienis, tapi bisa jadi rasanya lebih otentik (dan lebih murah daripada di resto besar :D) meskipun bisa jadi juga rasanya gak keruan :D
kadang-kadang "cinta" bisa jadi penghalang antara kita dan mimpi-kita. cinta terhadap orang tua misalnya, bisa menghancurkan mimpi para calon petualang hidup. meskipun tidak semua orang tua jaman sekarang masih kolot, tapi paling tidak budaya timur kita masih kental dengan "warna" orang tua dalam mimpi kita. anak-anak gak pernah jadi seperti busur panah yang melesat, seperti kata gibran (anak-anakmu bukan anakmu, gitu dia bilang).
cinta terhadap pasangan bisa jadi juga punya dampak yang sama. tapi ini gak berarti kita harus berdoa supaya orang tua kita cepet meninggal dunia :D atau semua petualang-hidup wajib hidup selibat. well... maksudku seharusnya cinta itu produktif. untuk orang tua, pengennya sih anak gak dipaksa untuk memenuhi mimpi-mimpi mereka yang tak tercapai. karena tiap anak adalah individu yang unik, bukan kloningan dari ayah atau ibunya. idealnya orang tua gak membatasi mimpi anak.... entah kalo udah jadi ayah aku mungkin akan punya pikiran laen :D
kalo soal komitmen (dengan pasangan hidup maksudku) emang sulit... komitmen pastilah disertai batasan-batasan. ada juga toleransi terhadap perasaan pasangan... idealnya ketemu pasangan yang punya mimpi yang sama :) pasangan yang sama-sama mau menikmati hidup.. dengan cara yang sama pula :D
well, kayaknya udah cukup bahan buat menghayal malam ini :D
mari kembali ke dunia nyata! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar