12 Februari 2013

Monumen Tugu Pahlawan Bagian 2

Pada tulisan bagian kedua ini aku akan menampilkan beberapa foto dengan keterangan yang menyertainya.

Di bawah ini adalah beberapa koleksi senjata rampasan pejuang Arek-arek Suroboyo dari tangan Tentara Sekutu dalam Pertempuran 10 November 1945. Koleksi-koleksi senjata ini merupakan sumbangan yang berasal dari Kodam V Brawijaya.

 
Meriam PSU 40 mm tipe L 60 BOFORS (STD)
Mortir 120 mm tipe M 52
Panser Brend Carrier tipe MK - II (STD)
Jika kita memasuki kawasan Montupa dan bergerak menyusuri tepian lapangan searah jarum jam, maka kita akan menemui beberapa patung di bawah ini secara berurutan. Patung - patung ini terdapat pada sisi barat lapangan Montupa.

Gubernur Soerjo
Gubernur Soerjo adalah gubernur pertama Jawa Timur pada 1945. Beliau ikut menolak kedatangan Sekutu dan menolak ultimatum Sekutu pada tanggal 9 November 1945 jam 21:00 melalui pidatonya, yang pada intinya menyerukan agar Rakyat Surabaya bertahan sampai titik darah penghabisan.
Pada Taman Apsari (Kroesen Park) yang terletak di seberang Gedung Grahadi (rumah dinas gubernur) juga terdapat sebuah patung Gubernur Soerjo.


Doel Arnowo
Doel Arnowo adalah ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) untuk Surabaya yang kemudian pada tahun 1950 beliau menjabat sebagai Walikota Surabaya.
Salah satu pendapat menyatakan bahwa Doel Arnowo yang saat itu adalah Kepala Daerah Kota Besar Surabaya adalah pemrakarsa pembangunan Montupa. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa pemrakarsa pembangunan adalah Bung Karno.


Bung Tomo
Bung Tomo dengan nama asli Sutomo, beliau merupakan penerus Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) yang kemudian mendirikan sebuah radio pemberontakan di Jalan Mawar Surabaya. Beliau adalah tokoh menonjol dalam Pertempuran Surabaya melalui pidatonya yang berkobar-kobar memberikan semangat kepada Arek-arek Suroboyo.
Di dalam museum, kita masih dapat mendengarkan rekaman pidato Bung Tomo.
 
Setelah patung Bung Tomo maka kita akan mendekati pintu masuk Museum Perjuangan 10 November. Jika kita meneruskan perjalanan keliling lapangan tanpa memasuki museum (masih searah jarum jam), maka kita akan menemui deretan patung lagi pada sisi timur kawasan Montupa. Inilah foto-fotonya.


R. Muhammad
R. Muhammad adalah salah satu mantan perwira Pembela Tanah Air (PETA) Karesidenan Surabaya yang turut dalam perundingan dengan Brigadir Jenderal Mallaby dan sebagai wakil yang berdiplomasi di Gedung Internatio pada tanggal 26 Oktober 1945 di Jalan Jayengrono.


Mayjen Soengkono
Mayjen Soengkono adalah Komandan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Kota yang bermarkas di Jalan Pregolan nomor 4 Surabaya. Beliau adalah tokoh yang memimpin pelbagai serangan terhadap Jepang maupun Sekutu.


R. Sudirman
Pada tahun 1945 Residen Sudirman adalah Kepala Karesidenan Surabaya yang turut dalam perundingan dengan Brigadir Jenderal Mallaby di Gedung Internatio.

Ribuan pejuang gugur dan rakyat sipil menjadi korban pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan di negara kita Republik Indonesia.

Para pejuang dan rakyat sipil dahulu bahu-membahu berjuang tanpa pamrih membela kedaulatan bangsa dan negara. Aku terharu...
Semangat rela berkorban untuk kepentingan bersama ini sepertinya adalah barang yang sangat mahal dan langka di Indonesia sekarang. Aku malu...

Tidak ada komentar: