12 Februari 2013

Monumen Tugu Pahlawan

Monumen Tugu Pahlawan (Montupa) adalah tempat pertama yang aku kunjungi dalam perjalanan ke Surabaya, Januari 2013. Tugu Pahlawan berbentuk lingga atau paku terbalik ini dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945, sebuah peristiwa bersejarah bagi kita semua rakyat Indonesia. Kawasan Montupa diapit oleh Jalan Tembaan (sisi selatan), Jalan Pahlawan (sisi timur, seberang Kantor Gubernur Jawa Timur), Bank Indonesia dan Jalan Kebonrojo (sisi utara) serta Jalan Bubutan (sisi barat).

Montupa dari sisi selatan, Jalan Tembaan
Montupa terletak di tengah kota tepatnya di Jalan Tembaan (sisi selatan monumen). Pintu gerbang Montupa dibuat seperti pintu gerbang Candi Bentar (dapat dilihat pada foto di samping). Sisi selatan Montupa adalah sisi pintu masuk bagi pengunjung, disediakan juga lapangan parkir yang cukup luas bagi yang membawa kendaraan.


Patung Bung Karno dan Bung Hatta


Jika kita berjalan lurus dari pintu gerbang menuju arah utara, maka objek berikutnya yang akan kita lihat adalah patung dwi-tunggal Proklamator kita, Bung Karno dan Bung Hatta, dengan latar
reruntuhan pilar-pilar. Sebelum menginjakkan kaki ke anak tangga, luangkan waktu sejenak untuk menikmati kotak-kotak relief yang berada di sisi kiri-kanan pintu masuk ini. Relief-relief ini menceritakan beberapa peristiwa sejarah yang penting khususnya yang terkait peristiwa Pertempuran 10 November 1945.


Tugu Pahlawan

Objek berikutnya adalah Tugu Pahlawan. Badan tugu ini terdiri dari 10 lengkungan dan 11 ruas (melambangkan tanggal 11 November). Sementara, sesuai plakat di sisi timur tugu, tingginya adalah 41.15 meter (sekitar 45 yard, melambangkan tahun 1945) dengan diamater 1,3 meter dan diameter bawah 3,1 meter. Tugu ini sendiri diresmikan oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952. Di antara pintu masuk (patung Proklamator) dan tugu terbentang halaman yang cukup luas. Tetapi, sisi kiri dan kanan halaman terdapat cukup banyak pohon peneduh dan beberapa patung pahlawan. Memasuki kawasan monumen ini tidak dipungut biaya.

Pengunjung yang kepanasan dapat berjalan menyusuri tepian lapangan yang teduh sambil menikmati beberapa objek peraga yang cukup menarik juga. Pada beberapa titik juga disedikan tempat duduk di bawah naungan pohon yang rindang.

Makam Pahlawan Tak Dikenal
Setelah tugu, objek berikutnya adalah Makam Pahlawan Tak Dikenal, sebuah pusara tanpa nama bagi banyak pahlawan yang telah gugur berjuang tanpa pamrih saat membela bangsa dan negara. Sepertinya, di sekeliling tugu pada saat tertentu (atau niatnya dahulu) digenangi air yang dangkal dan dilengkapi tapakan untuk berjalan menuju Makam Pahlawan Tak Dikenal ini. Bangunan pada latar belakang adalah puncak piramida yang merupakan atap dari Museum Perjuangan 10 November yang diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Bangunan museum sengaja "dibenamkam" karena tidak ingin menyaingi kemegahan tugu. Untuk menikmati koleksi Museum kita harus membayar tiket masuk seharga Rp. 5.000,00.

Pada tulisan berikutnya cerita tentang Montupa dan Museum masih akan berlanjut...

p.s. : beberapa tempat menarik yang berada di dekat kawasan Montupa
- di seberang jalan dari gerbang terdapat makam Mbah Tembaan (makanya nama jalannya adalah Jalan Tembaan), aku menemukannya secara tidak sengaja karena makamnya tidak terlalu mencolok bila dilihat secara sekilas.
- beberapa bangunan tua terdapat di sekitar Montupa (dengan akses jalan kaki). pertama adalah Gedung Gubernur Jawa Timur (Jalan Pahlawan no. 110) yang berada di seberang jalan sisi timur dari kawasan Montupa. Bangunan ini resmi dibuka pada 10 Desember 1931 sebagai Kantor Gubernur dan Kantor Karesidenan Surabaya.
- teruskan berjalan kaki menyusuri Jalan Pahlawan menuju arah utara, kemudian belok kiri menyusuri Jalan Kebonrojo. Di jalan ini kita akan menemukan Gedung Kantor Pos Kebonrojo yang pada tahun 1881 digunakan sebagai tempat tinggal Bupati Karesidenan Surabaya.
- dari depan Kantor Pos, teruskan berjalan kaki sedikit ke arah barat kemudian kita belok kanan menuju Jalan Kepanjen. Di jalan ini kita dapat melihat sebuah gereja tua, Gereja Kepanjen atau Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria.
- jika dari Jalan Pahlawan kita meneruskan berjalan kaki ke arah utara, sedikit agak jauh, kita dapat melihat Markas Polwiltabes Surabaya yang dibangun sekitar tahun 1850. sejak dahulu bangunan ini berfungsi sebagai markas polisi dan konon dari bangunan ini terdapat terowongan bawah tanah yang menghubungkannya dengan Penjara Kalisosok (penjara yang saat ini tidak berfungsi lagi).
- jika dari Jalan Tembaan kita meneruskan berjalan kaki ke arah barat, maka kita dapat melihat Pusat Belanja Pasar Turi. Pasar ini sering mengalami kebakaran maka sebagian pedagang pindah ke Pusat Grosir Surabaya yang dibangun tidak jauh dari situ.
- setelah melewati Pasar Turi, kita dapat belok kiri menuju ke Jalan Semarang, di jalan ini terdapat Stasiun Kereta Api Pasar Turi. Beberapa meter lagi ke arah selatan kita dapat menemukan sentra penjualan buku bekas, salah satu destinasi wajib buat kolektor buku tua.

Tidak ada komentar: