21 Juli 2011

bebek Tokyo

menurut survei biaya hidup yang dilakukan oleh the Economist Intelligence Unit, Tokyo masih jadi juaranya kota paling mahal sedunia (www.economist.com). penyebab utama dari keadaan ini adalah kuatnya mata yang Yen (jadi ada untungnya juga tuh kalo mata uang Rupiah kita itu lemah :p). survei ini menghitung harga rata-rata dari 160 produk dan jasa, dari harga sekerat roti sampai sebiji mobil mewah. info lengkapnya harus baca majalah The Economist tuh :p

meskipun masih ada kritik seputar metode penelitian yang dipakai, ya kita asumsikan aja secara sederhana kalo tinggal di Tokyo (di Jepang secara umum) dan beberapa negara Eropa lebih mahal daripada tinggal di Amerika, apalagi kalo dibandingkan di Indonesia :D. (aku gak tau apakah Jakarta masuk dalam 133 kota yang disurvei) salah satu contohnya adalah harga satu kilo beras putih di Hong Kong adalah $1.77, di New York $3.42, nah kalo di Tokyo gak gitu mahal CUMA $7.96!!! uhm dalam dollar amerika ya, silahkan dikonversi ke dalam rupiah dan bandingkan dengan harga beras di Indonesia. yang aku tau sih harga rata-rata beras saat ini kurang dari 10 ribu rupiah (ya sekitar $1!). harga segitu aja udah banyak warga negara kita yang makan nasi aking.

mahal emang relatif... dengan (misalnya) perbandingan pendapatan perkapita tiap negara, harga mahal di beberapa negara maju bisa sedikit dimaklumi. tapi ya seru juga kalo kita banding-bandingkan secara langsung :p jadi nasi goreng yang semalam aku beli (8 ribu rupiah) akan berharga sekitar 60-70 ribuan rupiah di Tokyo :p makanya nasi goreng jadi salah satu makanan favorit bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung kesini :) apalagi orang Jepang yang kesini, trus bawa uang Yen yang banyak trus makan di warung-warung di daerah kos-kosan kayak di daerah kebon bibit ini, harga nasi putih seporsi sekitar 2500.

jadi apa hubungannya dengan bebek-bebek di rumahku? jadi gini... aku punya beberapa ekor bebek di rumah. bukan untuk dijual, tapi untuk dimakan sendiri daging dan telurnya. nah kami juga punya beberapa ekor ayam (sama juga untuk konsumsi sendiri). menurut ayahku, bebek ini lebih rakus makannya daripada ayam, wajar aja karena berat badannya juga relatif lebih besar daripada ayam. di rumah kami makanan utama bebek dan ayam ini adalah nasi. jadi ibuku kalo masak nasi sedikit dilebihkan supaya ada sisa buat bebek dan ayam. kalo aku perhatikan, malah kadang bebek kami makan nasi lebih banyak daripada tuannya :D tapi ya, karena bebek ini bukan untuk dijual dan jadi semacam pengisi kesibukan buat ortu yang sudah pensiun, kami cuma ketawa-ketawa aja kalo ngobrolin fakta nasi bebek ini.

ayahku sempat bilang gini nih.. kalo aja ampe harga beras mencapai 10 ribu rupiah atau lebih per satu kilogram, kayaknya semua bebek yang kami pelihara,lebaran ini akan jadi rendang bebek :p kalo aku bilang harga beras di Tokyo per kilogram, mungkin ayahku gak akan pernah melihara bebek atau ayam deh :D dan aku gak akan pernah juga menikmati ajaibnya rasa bebek goreng dan rendang bebek buatan ibuku :p kira-kira berapa ya harga bebek atau ayam di Tokyo? tapi mungkin juga mereka gak makan atau paling tidak gak banyak makan nasi di sana, kasian ya bebeknya.

anyway... marilah kita bersyukur atas nikmat nasi putih yang masih terhidang di meja kita. masih banyak juga saudara kita sebangsa-senegara yang bahkan sulit untuk makan sekali per hari. tapi saranku, jangan makan nasi putih berlebihan ya! kalo ada beras merah, lebih bagus tuh buat kesehatan. trus kalo emang memungkinkan, pasokan karbohidrat ini juga bisa diganti, dengan roti misalnya. bukan sok bule :p tapi diselang-seling aja, bagus buat perut, bagus juga buat Indonesia, supaya negara kita gak terlalu tergantung dengan beras gitu loh (gara-gara rezim orde baru nih!). sapa tau di masa depan negara kita bisa swasembada beras lagi, trus bisa ekspor tuh beras :)

ok deh... sampai ketemu di Tokyo! itadakimasu....

ps: penasaran juga dengan harga satu ekor bebek peking di Tokyo :)

Tidak ada komentar: