ada tuh iklan kartu kredit yg tagline-nya pake kata: .. priceless!!!
iklannya bercerita kira-kira kayak gini... awalnya ditayangkan beberapa barang dengan harga tertentu (harganya dalam angka ditampilkan di layar), trus yang terakhir biasanya yang ditayangkan adalah momen-momen bahagia yang diciptakan oleh kehadiran benda-benda sebelumnya (tulisan 'priceless' ditampilkan di layar). mungkin pesannya adalah ada banyak hal di dunia ini yang tak ternilai oleh uang :) tapi (sayangnya) barang-barang yang diperlukan untuk membangun momen-momen tersebut harus dibeli (dengan kartu kredit :p)
jadi yang dimaksud dengan "priceless" di sini tuh adalah MAHAL BANGET! :D ok kita liat di kamus untuk referensi arti "priceless"... pertama akhiran "-less" berarti "without" yang berarti "tanpa, di luar"... "price" arti yang relevan dalam hal ini "an amount of money for which something may be bought or sold" atau singkatnya "harga, nilai"... "priceless" secara dungu berarti tanpa harga, tapi tanpa harga gak berarti gratis lho :p (makanya ini arti yang dungu), jadi kita liat kamus aja lagi supaya valid... "priceless" artinya (yang masih relevan dengan pembicaraan kita adalah) "too valuable to be priced" atau "tak ternilai harganya"... uhm, bisa dimengerti kan? jadi "price" ditambah"-less" tidak sama dengan "free" :p ("free" dalam artian "costing nothing" atau "not requiring a specified payment")... gak sia-sia aku nemu oxford dictionary di rak sepatu kosan :p (penulis gak modal banget!)
jadi (balik lagi ke iklan tadi) ... sebenernya "-less" dalam iklan itu cuma ilusi! gak ada yang namanya gratisan di dunia nyata, yang ada adalah banyak hal yang kita mau tuh harganya mahal banget, makanya kita cuma mampu belinya dengan kredit :p (dalam filsafat kesimpulan ini masuk ke dalam klasifikasi silogisme hipotesis dungu :D)
kamu beruntung aku bukan seorang ahli bahasa atau seorang ahli filsafat :p jadi kita tidak akan berbicara soal semantik atau deduksi premis ... lucky you! :) cuma mo curhat aja dikit :D
ada yang bilang gini nih... uang tidak bisa membeli kebahagiaan. emeng bener banget tuh. karena bahagia mahal banget biasanya, jadi butuh uang yang banyak banget pula untuk membelinya :p kalo ga percaya, coba aja bayangkan satu momen bahagia dalam hidup kamu! dan jujur ya, kamu inget-inget juga apa aja yang udah kamu lakuin untuk mewujudkan momen bahagia itu? trus berapa banyak uang yang udah kamu keluarin untuk semua itu? :p
oke ada yang bilang gini nih... orang yang selalu bersyukur adalah orang yang bahagia. sekecil apapun, akan selalu ada yang dapat disyukuri dalam hidup ini, bahkan dalam keadaan duka, maka orang tersebut akan bahagia. oke, bisa aku terima. tapi tolong kamu sebutin juga nama orang tersebut. mungkin ada kenalan, atau saudara, atau siapa aja yang kamu kenal SELALU bersyukur atas apapun yang terjadi pada dirinya :) kalopun emang ada... ada berapa banyak di antara orang tersebut yang masih hidup saat ini, hidup di dalam masyarakat, bukan seseorang yang menyandang gelar nabi atau semacamnya yang sudah gak ada lagi di dunia ini... atau semacam pertapa yang tinggal dalam gua makan lumut dan minum air hujan... okelah, pasti ada orang kayak gitu dari 6 milyar penduduk dunia :) tapi (kalo emang ada) berapa persen (atau persentil)?
oke... oke... sekali lagi ini mungkin cuma proses pengambilan kesimpulan yang (sekali lagi) DUNGU :p
kalo gitu mari kembali ke dunia nyata... kembali ke sekitar kita aja, apa yang kita akan alami sehari-hari. coba kamu amati ada ga barang yang masih gratis? well, oksigen masih gratis (meskipun udah tercemar kalo tinggal di bawah jalan layang yang padat :p). tapi oksigen murni dalam botol atau tabung ada harganya lho! air minum juga udah mahal karena sulit nyari air tanah yang masih bersih di kota besar. uhm, menurutku kalo yang murah (mungkin) masih ada, tapi kalo gratis kayaknya ga ada deh. sebenernya murah-mahal juga relatif ya :p tapi murah atau mahal artinya masih sama, harus dibayar :)
waduh, padahal tadi awalnya mo curhat aja kalo aku lagi gak punya yang cukup (buatku). mungkin jumlah uangku saat ini jauh lebih banyak daripada nenek-nenek yang jualan tanaman obat dalam salah satu tayangan reality show di sebuah tv swasta yang tinggal di lereng sebuah gunung. tapi saat ini aku gak punya uang yang cukup banyak (menurutku). ya bolehlah aku digelari insan-yang-tidak-bersyukur. gpp, aku gak marah atau tersinggung. tapi paling enggak aku udah jujur :) aku juga gak berniat bersikap pesimistis terhadap hidup ini... namanya juga lagi curhat :p jadi wajar aja kan, apalagi di kala jiwa ini galau dan labil :)
udah ah... selamat malam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar