aku suka sekali membaca... membaca apa aja :) paling enak emang baca komik atau novel :D nah awal bulan yang lalu aku mulai membaca sebuah novel (malah kayaknya mulai minggu terakhir bulan agustus deh) pemberian seorang teman. sepertinya novel yang menarik... tapi sayangnya ditulis dalam bahasa inggris yang "sulit" buat aku :D
aku bacanya lambat banget... entah karena alur ceritanya yang lambat atau emang karena kemampuan bacaku yang pas-pasan :D atau mungkin keduanya. jadilah sampai saat ini aku belum juga sampai ke halaman terakhirnya... dan makin lambat membacanya, makin lama selesainya, kenikmatannya perlahan-lahan mulai berkurang. (maaf teman, bukannya aku tidak menghargai buku pemberianmu, tapi emang bukunya terasa berat dibaca... tapi kalo ada yang mo ngasih buku lagi jangan sungkan! :D aku menerima sumbangan buku apapun)
jadilah kiranya aku meletakkan dengan sementara dengan halaman-halaman yang terbuka... dan membuka diri untuk membaca 5 novel yang aku beli belakangan. nah selama sebulan terakhir inilah aku membaca dengan lancar dan nikmat kelima novel tersebut, 3 novel dewasa dan 2 novel anak-anak. beruntung sekali semua novel yang aku baca belakangan dicetak dalam bahasa indonesia :D (terjemahan)
dalam urutan baca:
- sejarah singkat traktor dalam bahasa ukraina
- anak-anak anansi
- anatomi kengerian
- sabine
- cat dan perang stinkwater
kesan secara umum adalah (mungkin karena dalam bahasa indonesia) kelima novel ini terasa mengalir dengan lancar dan memberikan "sesuatu banget" kalo dalam bahasa yang populer sekarang :D ok, novel yang paling berkesan (meskipun gak berarti novelnya keren banget lho :D) adalah "anatomi kengerian." bukan misteri pembunuhan-nya yang menggugah birahi mencerna, tapi karena cerita ini salah satu inspirasi utamanya adalah tulisan Paul Ekman, Ph.D. (buat yang belum tau) Paul Ekman ini adalah salah satu orang yang menghantui pikiranku dalam beberapa tahun terakhir. harus aku akui juga kalo belum satu pun buku beliau yang aku tamatkan :D misteri seputar "kebohongan" yang dicoba untuk diilmiahkan dalam ilmu (yang sok tau menurutku :D) timbul tenggelam dalam benak sadar dan tidak-sadar ku. mungkin cuma aku aja yang lebay :D tapi percayalah setelah membaca buku beliau ini seperti mengupas kulit buah pisang yang kuning penuh bercak hitam kadang berdebu dan menampakkan isinya yang putih kekuningan bersih... dan nikmat dimakan (jangan diemut ya, kecuali kamu bayi yang belum tumbuh gigi atau kakek-nenek yang tidak punya gigi atau bintang film bokep yang punya gigi lengkap tapi hanya boleh memakai lidah-bibir-dan langit-langit mulut). ada kenikmatan yang unik dalam rasa pisang, kandungan gizinya juga menarik dengan harga yang terjangkau, tapi hati-hati memakan pisang ini membuat nafas menjadi bau (meskipun gak separah jengkol atau pete :D). jadi jangan lupa (paling tidak untuk) kumur-kumur setelah makan atau ngemut pisang ya! :D well, sebenarnya separuh paragraf terkahir ini gak gitu relevan dengan Paul Ekman, tapi pengen aja aku masukin di sini :D
ok, sederhananya begini... mungkin, mungkin lho.. Telling Lies karya Paul Ekman akan menjadi buku nomor dua setelah Dunia Sophie Jostein Gaarder yang banyak mempengaruhi aku. "mungkin" karena aku baru membacanya, jadi belum menampakkan dampak jangka panjang yang dapat diamati beberapa tahun lagi kemudian.
sementara hanya anatomi kengerian yang rada berbau ngeri (sesuai judulnya :D) keempat novel yang lain pada dasarnya bernuansa komedi dan santai, yang paling kental komedinya adalah sejarah singkat traktor dan cukup cerdas menurutku isinya (meskipun kadang humornya terasa getir, tapi dituturkan dalam alur cerita yang menarik). kalo harus pilih novel terbaik dalam sebulan ini aku akan menyebutkan novel ini sebagai pemenangnya. sementara anak-anak anansi juga berbau humor yang rada getir, dengan fantasi penulis yang luar biasa. dua novel anak yang aku baca juga bagus, kalo aja ada banyak penulis cerita anak kayak gini di indonesia, dan anak-anak indonesia juga punya minat baca yang tinggi... seandainya. anak-anak jaman sekarang seperinya sudah lebih "dewasa" daripada anak-anak zaman dulu (paling tidak pada zamanku), jadi sudah cukup cerdas untuk mencerna konflik-konflik dalam fiksi yang lebih rumit. tapi sayangnya (berdasarkan pengamatanku pada lingkungan terdekat sekitarku) anak-anak indonesia (secara subjektif) menurutku memiliki minat baca yang kurang. paling banter baca komik, boro-boro mo baca biografi Bung Hatta misalnya. mungkin juga karena mereka tidak melihat orang-orang dewasa di sekitar mereka yang gandrung menatap barisan huruf di lembaran buku atau koran. mungkin juga karena ada banyak tawaran hiburan gratis di dunia televisi yang belum tentu cocok juga dengan usia mereka tapi "terpaksa" dikonsumsi karena tidak ada pilihan lain. salah kita! kita yang bersalah!
wah sebelum jadi curhat yang makin gak ngelantur apalagi mengutuk anggota dpr yang ingin membubarkan kpk... tuh kan!
dah dulu dech... ntar akyu sambung lagi ya...
ps: kayaknya aku harus lebih banyak baca buku non fiksi lagi :D jadi rindu masa-masa kuliah, "terpaksa" membaca jurnal demi tugas kuliah :) alhamdulillah masih bisa membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar