10 Januari 2012

pertapa belantara kota

buatku... lebih mudah untuk menghindari suatu godaan bila akses terhadap godaan tersebut dipersulit, kesempatan yang sempit membuat niat jadi minggat. tapi kalo niat udah kuat, kesempatan bisa dibuat! :D

aku berniat untuk mengatur pola makan alias diet. betul... diet emang bukan cuma monopoli kaum hawa :D lagian banyak orang yang salah tafsir soal diet. diet juga bukan soal menyiksa diri atau tidak menikmati hidup. tapi ya sudahlah... aku gak mau debat-kusir soal definisi diet (paling tidak, enggak sekarang). suka-suka kaulah apa tafsirmu! :D

kembali ke soal program dietku... diet emang butuh niat yang kuat, butuh motivasi yang cukup besar dengan tujuan-tujuan yang spesifik (selain yang utama tentu saja pengetahuan dasar soal nutrisi dan kesehatan). nah di sini masalahku :D kayaknya aku masih lemah pada tiga-bidang di atas :(

program diet biasanya lebih lancar kalo aku lagi di kosan. sementara program diet bisa berantakan kalo lagi libur dan/atau mudik. paling parah hancurnya kalo mudik :D di rumah akses terhadap makanan (meskipun sebenernya tidak banyak pilihan juga) dipermudah. selain itu, pekerjaan di rumah bukanlah olahraga-rutin seperti pekerjaan yang biasa aku lakukan.

menyimpan makanan kecil di kamar dalam jumlah berlebih juga bisa jadi sumber bencana :D meskipun sebenernya tidak berniat ngemil... ngeliat bungkus makanan warna-warni di sudut mata atau mencium harumnya kue-kering dari toples yang setengah terbuka, bisa membuat tangan ini tidak sengaja memungut dan mulut mengemut.

misal... misalnya... misalnya nih... seorang pertapa tinggal di atas gunung yang tinggi atau di pelosok rimba entah di mana. semakin sulit akses terhadap kenikmatan dunia (misalnya Wagyu-Steak atau Mexican-Coffee atau Rendang-Padang) sebenernya semakin mudah buat dia untuk menghindari godaan tersebut (bukan berarti bahwa Steak-Kopi-Rendang adalah makanan terlarang lho :D). kalo butuh waktu tujuh-hari-jalan-kaki dan sementara seorang pertapa adalah penggangguran-tanpa-gaji, jadi sulit banget buat dia untuk punya kesempatan nyicipin Wagyu-Steak (apalagi kalo mo nambah Wine) jadi makin mudah juga buat dia untuk menghindarinya. lebih mudah lagi kalo sebelumnya dia juga belum pernah makan Steak (dan minum Wine) jadi gak punya gambaran sama sekali seputar nikmatnya.

jadi pertapa yang hebat tuh bukan pertapa yang tinggal di dalam rimba lebat, tapi pertapa yang tinggal di tengah kota yang hidup-24-jam! jadi pertapa dan jauh dari segala godaan duniawi emang sulit... lebih sulit lagi hidup bersahaja di tengah-tengah ramainya godaan surga-dunia :)

Tidak ada komentar: