4i, mungkin ini "empati" dalam gaya tulis alay :D meskipun, kalo gak salah "angka" harus ditulis dalam "huruf" bila mengawali kalimat... bahasan yang gak penting :D aku gak yakin ada manusia labil yang sempat mikirin "empati" meskipun sebenernya dia membutuhkannya :)
paragraf kedua ini juga bisa diabaikan :D aku cuma mo ngingetin berulang-ulang, lagi dan lagi, kalo aku bukan ahli atau profesional dalam bidang apapun, jadi tulisan ini murni pendapat profesional seorang pengangguran-sejati! :)
beberapa hari yang lalu aku sempat berdiskusi singkat soal empati dengan seorang teman (yang bener-bener lulusan fakultas psikologi), mungkin lebih tepatnya aku bertanya dia yang menjawab :D aku baru nyadar kalo ternyata empati itu membutuhkan upaya. selama ini aku pikir empati itu semacam perangkat lunak yang kita miliki dan secara otomatis akan bekerja ketika kita menghadapi suatu situasi yang relevan. ternyata tidak seperti itu, kita harus berupaya untuk menampakkan empati.
perbincangan tersebut berawal dari penelitian sederhana yang temanku lakukan beberapa tahun yang lalu. singkatnya... menurutku (dengan rendah hati) penelitian temanku ini memiliki beberapa kelemahan dalam metode pengumpulan datanya. (beuh... padahal kuliah metode penelitian sosial aja aku lulus dengan ala kadarnya :D). kelemahan-kelemahan ini sebenernya sudah aku sadari cukup lama, tetapi memerlukan waktu beberapa tahun pula untuk menyampaikannya secara sopan dan lebih ilmiah :D
singkatnya... kesimpulan dari penelitian temanku tersebut sempat "mengguncangkan" dunia persilatan di bandung (paling tidak pada kalangan terbatas di dunia maya). karena, ternyata apa yang selama ini jadi "bahan dagangan" kami ternyata cuma "pepesan kosong" :D meskipun dengan embel-embel "penelitian ini jauh dari sempurna dan memerlukan penelitian yang lebih mendalam/lanjut." apa yang lebih menyakitkan daripada "KENYATAAN"? :)
aku pribadi adalah salah seorang yang kecewa dengan hasilnya, tetapi berusaha bersikap dewasa dengan diam saja dan berpikir (maklum lemot :D) ... setelah banyak minum kopi dan tidur siang yang lama, akhirnya beberapa tahun kemudian aku menyampaikan nota keberatan-ku dengan argumentasi yang pseudo-ilmiah disertai saran-saran yang mudah-mudahan konstruktif :D alhamdulillah, meskipun tidak sepenuhnya diterima, sepertinya kritik dan masukan dariku cukup dapat diterima.
uhm.. sebenernya bukan ini tulisan yang tadinya aku rencanakan diketik :D sudahlah... terusin bacanya deh abis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar