10 Mei 2012

empati

penelitian tim University of California mengungkapkan keber-agama-an secara simbolis membuat seseorang kurang empati terhadap sesama.

tepat sekali rasanya bila Sankara Saranam dalam God Without Religion menyarankan kita untuk "beribadah dengan bertanya." pun sewajarnya bila ada semakin banyak orang yang kecewa dengan institusi agama dan memutuskan untuk menjadi lebih sekular, atau lebih mendekatkan diri ke Tuhan (daripada agama), atau malah semakin kuat tekadnya untuk menjadi atheis, atau semakin yakin dengan ke-atheis-annya. meskipun demikian, aku percaya masih ada juga umat yang melaksanakan ajaran agamanya secara substantif, tidak secara simbolis belaka.

dahulu juga aku pernah membaca sebuah hasil penelitian yang cukup menghebohkan bahwa ada korelasi positif antara tingkat kecerdasan dan toleransi. (maaf aku lupa sumbernya). meskipun hasil penelitian ini menuai banyak kritik, aku sendiri cenderung berada di sisi pro. pengalaman subyektifku membuktikan konsistensi hasil penelitian tersebut, meskipun tidak bisa dipungkiri aku juga pernah berinteraksi dengan orang-orang yang "sederhana" tetapi malah memiliki sikap toleransi yang tinggi.

secara omong-kosong-dunia-maya, bila kita menggabungkan kedua hasil penelitian ini (karena menurutku empati menyuburkan toleransi)... maka kita akan mendapatkan populasi orang-orang beragama dengan tingkat kecerdasan yang rendah adalah populasi yang berbahaya! tidak usah jauh-jauh melihat di negeri orang... dalam tayangan-tayangan berita di stasiun tv lokal, kita akan sering menyaksikan aksi populasi ini.

mungkin emang benar kalo seks dan kelamin sudah terlalu lama dan dalam ditekan olah agama dan penguasa. lho apa hubungannya? :D

seperi yang aku tulis juga beberapa menit yang lalu dalam posting sebelum ini. aku (dan sebagian rekan-rekanku) berharap bahwa empati dapat ditumbuh-kembangkan melalui olah-gerak yang kami lakoni. ternyata tidak semudah itu. secara teoretis emang sangat memungkinkan, tetapi kenyataannya tidak mudah untuk diwujudkan. meskipun dengan berat hati, aku harus mengakui bahwa aku tidak melihat ada banyak empati yang tumbuh dan berkembang sebagai hasil latihan fisik selama berpuluh tahun. mungkin sama seperti salah satu hasil penelitian di atas, kami hanya berlatih secara fisik dan simbolis.

sudah malam... tidur dulu ya! :)

Tidak ada komentar: