atas banyak pertimbangan, aku memilih Stasiun Kota Baru Malang sebagai titik awal untuk nyari tempat menginap dan jalan-jalan kaki liat kota. pertimbangan utama adalah uang yang terbatas :D berdasarkan informasi yang berhasil aku himpun sebelum berangkat, ada beberapa penginapan yang cukup murah di sekitar stasiun dan ada beberapa tempat yang menarik juga dalam jangkauan jalan kaki dari stasiun.
tetapi kenyataan hidup emang seringkali menyakitkan..curcol dikit :D ... beberapa tempat yang aku hubungi ternyata penuh, terus pas nanya-nanya tarif kamar, ternyata semuanya sudah naik, tidak sesuai dengan data yang aku punya. kalo soal tarif sebenernya aku sudah rada nyiapin hati untuk sakit :D secara teoretis inflasi adalah keniscayaan. tapi soal "penuh" ternyata aku salah perhitungan. aku terlalu menyepelekan Malang. hikmahnya adalah backpacking ga anti-booking! :D (kalo bisa, gak ada salahnya memastikan ketersediaan kamar dan tarif terbaru). gara-gara malu bertanya, aku jadi jalan-jalan pagi menjelang siang di Malang :D
ini rencana awalku: pagi nyampe di Malang, terus nyari penginapan murah di sekitar Stasiun, istirahat dulu bentar sambil isi perut. siangnya aku mo ke Museum Brawijaya, sambil nungguin (katanya) ada latihan aikido sore jam 4 di aula museum. nah abis latihan, aku baru mo jalan-jalan kaki di kawasan sekitar Stasiun, Tugu, Kayutangan, dan Alun-alun. kalo wisata kuliner aku gak terlalu mikirin, rencanaku aku mo makan aja apa yang nemu di jalan, syukur-syukur kalo ketemu makanan yang unik. soal makanan yang aku niat nyari adalah keripik buah, khususnya keripik buah-buah yang banyak airnya, penasaran! :D
sebenernya meskipun dengan urutan yang berbeda, cuma satu yang keluar rencana, yaitu Museum Brawijaya. tapi kegagalan mendapat penginapan dalam waktu yang cepat, membuat jadwal keluyuran dimajukan sehingga kelelahan terakumulasi dan membuat istirahat pagi-siang berubah menjadi tidur siang ampe maghrib! :D faktor kelelahan fisik ini membuat aktvitas keluyuran jadi sedikit berkurang nikmatnya.
oh ya... ada satu lagi kenyataan hidup yang perih aku alami di pagi yang cerah ini (18 Mei 2012). rencanaku, dari Malang aku pengen nyobain naik kereta ekonomi, Matarmaja jurusan Malang - Pasar Senen. pastinya hemat banget dan banyak pengalaman baru buatku :D. tapi sekali lagi aku harus bersabar dan tawakal... ternyata semua tiket sudah habis terjual sampai tanggal 25 Mei, sementara tiket kereta lain yang ada eksekutif dan bisnisnya harus menunggu sampe setelah tanggal 22 Mei. masalahnya adalah kantongku sudah menipis dan aku ada PR yang harus aku kerjakan sebelum Senin (21 Mei). dalam keadaan galau, aku meninggalkan stasiun.
tapi dalam galau, aku tetap berkilau (kepalaku hampir plontos dan langit cukup cerah :D). dari Stasiun, aku menyusuri Jalan Trunojoyo (ke arah utara), tujuanku adalah Hotel Camelia di Jalan dr. Cipto. berjalan lurus ampe nemu simpang yang membagi dua Jalan dr. Cipto, tanpa ragu aku belok kiri (ke arah barat), sesuai dengan info yang aku peroleh dari sebuah buku. sekali lagi aku harus menerima kenyataan pahit bahwa aku salah belok. lagi-lagi aku dikibulin oleh pengarang yang sama yang juga ngibulin aku di Solo (di Solo aku diberi nomor telfon penginapan yang salah). entah salah cetak, entah si pengarang yang iseng... ternyata hotel yang aku tuju ada di belahan timur dari simpang jalan. seperti sisifus aku balik arah dan tubuh renta ini masih belum bisa bernafas lega.
sekitar 50 meter dari simpang jalan, menyeberangi rel, terbaca Hotel Kamelia. tunggu dulu penderitaan belum berakhir. para dewa belum berniat memberi grasi kepada sisifus. resepsionis hotel membawa kabar buruk... hotel penuh. tetapi ada secercah harapan, setelah jam 12 siang, kemungkinan besar akan ada tamu yang keluar. dengan ramah, dia memberikan selembar kartu nama hotel dan menyarankan untuk menghubungi lagi sekitar tengah hari. waktu menunjukkan sedikit menit lewat dari jam 9 pagi.
dengan hati galau dan langkah gontai aku keluar dari hotel... sebuah warung kecil di pinggir rel kereta menarik hati (emang dah laper banget!). boleh juga nih... jadilah aku pesan nasi pecel dan segelas teh manis hangat. ternyata peruntunganku tampaknya sudah mulai berbalik. sesuatu banget. meskipun sederhana, nasi pecel yang aku santap terasa sangat nikmat, teh yang manis dan harum juga kembali menyegarkan jiwa dan raga. semuanya aku nikmati dengan perlahan, bukan apa-apa, aku dah capek banget dan agak ngantuk jadi sekalian istirahat maksudnya. meskipun warungnya sempit tapi jendelanya lebar (bonus debu karena di pinggir jalan dan rel :D) membawa angin sepoi. dan harganya itu lho... hanya senilai tiga lembar uang dua ribuan! sesuatu banget! :D
begitulah awal petualangan yang sedikit malang di Malang. pelajaran kali ini adalah... jangan ragu untuk memesan kamar dan tiket kereta! :D tapi meskipun sedikit malang, seperti sisifus aku tetap bahagia :D aku setuju dengan temenku, tidak ada yang sia-sia dari sebuah pengalaman, bahkan yang buruk sekalipun :) paling tidak aku jadi punya satu bahan bualan di blog ini :D
malang melintang di Malang akan datang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar