aku akan banyak sekali menggunakan kata "konon" dalam blog ini :p karena aku gak cukup percaya diri untuk mengklaim bahwa semua yang aku tulis adalah benar-sebenarnya :)
konon, secara umum bangsa barat (i.e. eropa, amerika) lebih kreatif daripada bangsa asia (pastinya gak semua orang akan setuju dengan "konon" yang ini :p). konon pula, hal ini disebabkan oleh beberapa karakter bangsa asia yang unik (kalo dibilang jelek, khawatir ada banyak bata yang melayang :p).
salah satu karakter yang disoroti adalah ukuran sukses dalam hidup. banyak orang yang mengukur sukses berdasarkan materi yang dimiliki (ayo ngaku aja!). mari kita lihat orang-orang di sekitar kita yang memiliki rumah besar, mobil bagus, dan uang yang banyak. apa yang ada dalam pikiran anda? sukses? kemungkinan besar itu jawabnya, meskipun sebagian orang mungkin hanya akan menjawab pelan atau di dalam hati :).
apa yang terjadi? orang-orang lebih tertarik pada pekerjaan-pekerjaan yang (diasumsikan) dapat mendatangkan kekayaan dengan cepat, misalnya dokter (bukan berarti bahwa profesi dokter adalah profesi yang buruk lho :)) atau pengacara (kalo yang ini, konon Tuhan sudah menciptakan ruang khusus untuk para pengacara di neraka :p i'm kidding bro!).
yang terjadi kemudian adalah kita "dipaksa" untuk mengambil kuliah atau jurusan tertentu yang diharapkan dapat membantu kita dalam mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang "berpotensi" kaya. bahkan hal tersebut diakomodasi dengan riang gembira oleh sistem pendidikan kita. misalnya, jurusan IPA pada tingkat SMU berada pada kelas dengan nomor urut kecil (disusul dengan IPS, Bahasa, dst...). seakan-akan memberikan kasta yang lebih tinggi.
pun dengan jurusan-jurusan yang populer di dunia mahasiswa. dahulu, jurusan-jurusan kependidikan jadi pilihan buncit (secara umum) dalam seleksi masuk ptn. sejak pak beye jadi presiden, gaji & kompensasi guru meningkat dengan drastis. hal ini sukses mendongkrak popularitas jurusan keguruan (dan perolehan suara partai pemerintah tentunya:p), meskipun belum menjadi yang terpopuler.
tidak banyak pelajar atau mahasiswa yang dapat mengejar hasrat hidupnya. tidak banyak pelajar atau mahasiswa yang beruntung memiliki orang tua yang mengizinkan mereka mengambil pilihan jurusan yang sesuai dengan hasrat mereka, bukan hanya berdasarkan pilihan ortu atau popularitas di masyarakat. tidak banyak juga sarjana yang dapat "memilih" pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya. seberapa besar uang yang dapat dihasilkan oleh profesi tersebut biasanya yang jadi motivasi utama.
padahal sebenarnya passion juga gak selalu berarti miskin lho :)
well, menurutku kita tidak juga boleh menyalahkan para ortu kita yang berbuat begitu (bagi yang merasa dipaksa secara sadar atau tidak dalam pilihan hidupnya). tidak ada gunanya menggerutu dan larut dalam penyesalan :). buat yang masih (merasa) muda, masih ada waktu untuk mengejar hasrat hidup kamu! tidak mudah pastinya hidup di luar arus utama, tapi gak berarti tidak mungkin kan? :)
buat yang udah punya anak, uhm... cobalah berbesar hati untuk membiarkan anak melakukan pilihan hidup yang sesuai passion-nya. fasilitasi kebutuhan anak yang sesuai dengan hasratnya. misalnya dengan membelikan buku-buku yang relevan dengan hobinya. atau membiarkan dia memilih kursus keterampilan yang dia suka. well, jadi ortu emang gak mudah dan gak murah lho :). (makanya aku belum jadi ortu :p).
jadi... menjadi kaya menurutku bukanlah perbuatan yang buruk :) bahkan kekayaan dapat membantu kita membantu orang lain untuk mewujudkan mimpi mereka. kekayaan yang halal tentunya :). tetapi mudah-mudahan bukan kekayaan yang jadi ukuran utama kita dalam menilai sebuah sukses :) (sebenernya ini juga sulit buat aku :p)... mari kita sama-sama berusaha dan saling mengingatkan! :)
OSU!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar