ini bukan judul orijinal ciptaan ku :) ini judul salah satu artikel di halaman depan Kompas hari ini (18 november 2011), penulisnya Bre Redana, salah satu staf redaksi. membaca kompas minggu emang berbeda... paling gak halaman depan tampak lebih manusiawi :D sekali lagi ini bukan tulisanku juga, aku cuma berusaha sedikit berbagi di sini...
artikel ini berisi tentang refleksi kritis dari penulis soal komodifikasi kemiskinan menjadi komoditas hiburan. tau kan acara di tv yang (biasanya) ada neng-neng cantik, tinggal bersama penduduk kampung, lalu mendeskripsikan penderitaan mereka secara visual?
dunia visual cenderung mendistorsi dan mengorup realitas. masalahnya adalah sebagian besar penduduk indonesia tidak lagi menerima sajian semacam ini sebagai realita yang telah terdistorsi atau terkorup, tetapi diterima sebagai kenyataan baru.
saat ini kebudayaan visual menjadi panglima dan menguasai segala-galanya. asas perdagangan jadi dasar penayangan sebuah sajian...yang penting rating bagus, laku dijual, dan pemirsa senang. serta memuaskan nasisisme kelas menengah.
ya tiga paragraf di atas ini adalah tafsir bebasku terhadap artikel "doa bulan november." mudah-mudahan tidak banyak kehilangan makna :) buah pikirku tentu jauh di bawah Bre Redana :D
penulis (menurutku) menyoroti penayangan reality-show yang gencar disajikan oleh sebagian stasiun tv lokal kita, khususnya yang "menjual" tema kemiskinan. bahwa penduduk kampung memilki perspektif mereka sendiri dalam menghayati hidup mereka yang (mungkin) miskin dan kesusahan. bahwa tafsir kehidupan telah dimanipulasi dan mengaburkan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata.
menurutku... orang indonesia (termasuk aku) jauh lebih bodoh lagi. gak cuma realitas-terdistorsi yang banyak ditonton dan menyumbang besar dalam dekadensi moral bangsa... banyak sajian hiburan yang juga menjual mimpi-muluk, liat aja sinetron-sinetron fantasi sebuah stasiun tv lokal yang aku gak habis pikir kok masih ada aja yang produksi (artinya banyak yang nonton). bahkan ada sebuah stasiun tv yang fokus pada berita yang anehnya gemar mendramatisir fakta alias L3B4Y!
ini bukan sepenuhnya mengeluh. mudah-mudahan bisa jadi salah satu bahan renungan buat kita semua pada akhir tahun ini. buat aku sendiri artikel ini sebenernya sangat menusuk... tapi aku senang di negara kita masih ada orang-orang yang waras yang bersedia meluangkan banyak waktu mereka untuk mengingatkan kita akan kenyataan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar