22 Desember 2011

wabah jejaring sosial

inspirasi utama untuk menulis posting ini adalah artikel "Social Networks and Health" yang bisa kamu baca lengkapnya di sini. buatku, artikel ini memberikan warna baru dalam memandang pengaruh jejaring sosial terhadap (khususnya) kesehatan manusia :) ...posting ini adalah tafsiran bebas dan secuil opini-pribadi serta komentar terhadap artikel tersebut di atas.

dengan logika awam kita pasti udah tau kalo jejaring sosial dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, misalnya ada yang kecanduan FB atau Twitter atau yang lain, ampe menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari di depan komputer. kalo diimbangi dengan nutrisi dan olah-raga yang baik tentu aja dampak buruknya bisa diminimalisir... tapi setauku orang yang rajin olah-raga dan punya gaya hidup sehat cenderung membatasi aktivitas diam di depan monitor :D apalagi ampe berjam-jam dalam sehari. ini cuma misalnya lho... (berlaku juga buat yang suka ngetik isi blog ampe begadang larut malam :D)

jadi tidak ada yang baru dalam artikel ini... apalagi artikel ini ditutup dengan kalimat "More research is needed. Call it a network in progress." jadi (lagi) penulisnya cukup rendah hati untuk mengakui bahwa hasil penelitian ini belum final :) ...jadi (lagi, lagi) masih terbuka lebar juga jalan untuk meng-verifikasi atau meng-falsifikasi kesimpulan awal ini :) jadi (lagi, lagi, lagi) buat apa dibahas? :D ya untuk senang-senang aja menuhin isi blog ini ...

kira-kira awal tahun yang lalu aku membaca tulisan seorang blogger yang menanggapi maraknya dominasi FB di dunia (lupa nama situsnya, tapi inget yang nulis namanya Harry Lukman)... bang HL ini pernah punya akun FB dan kemudian menutupnya dengan beberapa alasan. seingatku tidak ada alasan yang berhubungan (paling tidak secara langsung) dengan kesehatan fisik (kalo kesehatan mental, ada banget hubungan langsungnya :D). dan artikel pak HL inilah yang hampir membunuh akun FB-ku :D ...aku menghapus sebagian besar data pribadi dalam FB dan mengubah total modus-operandi-bergaul-ku dalam jejaring sosial ini :)

meskipun HL mengamati ada lebih banyak mudharat daripada manfaat dari penggunaan akun jejaring sosial (secara spesifik beliau menyebutkan FB, tapi menurutku bisa juga berlaku umum untuk jenis jejaring sosial lain), aku pribadi gak bisa memungkiri bahwa ada nikmat tersendiri (yang mungkin diliputi "sedikit" rasa bersalah :D) dari pergaulan di dunia maya ini. jadi kenapa kita tidak memaksimalkan manfaatnya dan menggunakan FB secara lebih bijak.

kembali ke artikel dari Harvard Medical School di atas... hasil penelitian (Harvard dan University of California) menyimpulkan bahwa jejaring sosial memiliki pengaruh positif terhadap penyebaran obesitas dan kebahagiaan. bagaimana obesitas dapat "menular" melalui jejaring sosial? bagaimana pula aktivitas yang sama ternyata juga bisa punya dampak positif dalam menyebarkan kebahagiaan? (tolong jangan menarik kesimpulan bahwa orang yang kelebihan berat badan adalah orang yang bahagia! :D)

sejak dahulu manusia sudah menyadari bahwa orang-orang dengan dukungan sosial yang kuat cenderung lebih sehat daripada yang kesepian (udah tau gini, tetep aja aku betah jomblo! :D). ini fakta lho... nah ternyata dampak kesehatan (dari sebuah hubungan sosial) lebih tergantung pada kedekatan status (hubungan) sosial daripada jarak. misalnya gini, seorang sahabat memiliki pengaruh kesehatan yang lebih besar daripada tetangga sebelah rumah (apalagi kalo gak akrab dengan tetangga tersebut). jadi bagaimana jejaring sosial (yang gak relevan dengan jarak) ini mempengaruhi kita?

kenapa obesitas dapat menyebar melalui jejaring sosial? peneliti mencurigai bahwa jejaring sosial mempengaruhi apa yang dipersepsikan oleh anggotanya sebagai normal dan dapat diterima. seseorang bisa saja menganggap bahwa bertambah berat badan adalah alamiah (bahkan tidak dapat dihindari) karena melihat teman-temannya yang lain (dalam jejaring sosial) bertambah berat badannya (meskipun secara perlahan). ketika berat badannya ikut bertambah, orang tersebut lebih memilih untuk ngalir aja ikut arus (gabung dengan teman-teman yang lain yang tambah gendut) bukannya malah lebih rajin berolah-raga atau mengatur pola-makan.

kita juga sadar bahwa emosi dapat menular, misalnya ketika seseorang di dalam sebuah ruangan mulai menangis kita bisa jadi akan mulai merasakan sedih, atau bila seseorang tertawa maka kita pun bisa jadi ikut tertawa. konon ini adalah salah satu bentuk dasar dari solidaritas primata. tapi biasanya efek menular ini hanya berlaku sebentar saja. peneliti menemukan bahwa kebahagiaan dapat menular secara lebih luas dan jauh melalui jejaring sosial. tetapi tidak seperti obesitas, penyebaran kebahagiaan sangat tergantung pada jarak.

peneliti berspekulasi sebagai berikut dalam menjelaskan pengaruh positif dalam penyebaran kebahagiaan ini... karena manusia adalah makhluk sosial, maka kesehatan dan kondisi kejiwaan seseorang mempengaruhi orang yang lain. menariknya adalah penelitian ini menemukan bahwa ketidak-bahagiaan tidak menular melalui jejaring sosial.

jadi para petugas kesehatan sebenernya dapat memanfaatkan jejaring sosial untuk meningkatkan taraf kesehatan publik. mereka dapat memanfaatkan jejaring sosial sebagai media untuk mempromosikan gaya hidup yang sehat dan positif. kalo soal promosi, para pemilik modal udah lama tuh memanfaatkan jejaring sosial :D makanya Mark Zuckerberg bisa masuk di urutan ke-52 daftar orang terkaya dunia pada 2011 versi Forbes (padahal usianya baru 27 tahun!).

nah kira-kira gitu deh isinya secara kasar... sekali lagi kalo mo lebih detai baca di sini.

ehm, artikel ini membuat aku berpikir ulang soal manfaat dari jejaring sosial (meskipun tetap mempertimbangkan opini om HL :D). kabar baik juga buat mereka-mereka yang galau dan sering menyebar status berbau negatif atau putus-asa... hampir aja mo aku "remove" atau paling tidak "block" akunnya :D dan buat teman-teman yang sering meng-update statusnya dengan bahasa positif, LANJUTKAN! :) mari berpartisipasi aktif dalam menyebarkan kebahagiaan dan perilaku positif lainnya melalui jejaring sosial!

buat yang sering ngutip omongan orang lain... ya bagus juga :) lebih bagus lagi kalo kita tidak lupa menuliskan sumber kutipannya.

mari kita berdoa bersama, supaya Tuhan menggerakkan hati mereka yang galau untuk tidak membanjiri dinding FB dengan status-status berbau negatif gak penting! Amin! semoga juga ada lebih banyak pengguna jejaring sosial yang lebih dewasa dalam penggunaan akunnya dan lebih banyak status atau twit yang positif! Amin!

nb: meskipun demikian, jangan lupa dengan kopi-darat alias hubungan sosial di dunia nyata lho! :D meskipun beresiko tertular penyakit lebih besar (virus flu tidak menular melalui chat-room atau chat-box :D), perlu diingat bahwa dampak positif hubungan sosial berbanding lurus dengan jarak :)

Tidak ada komentar: