26 Desember 2011

heaven and hell

As soon as he died, Juan found himself in a gorgeous place, surrounded by all the comfort and beauty he had dreamed of.

A fellow dressed in white approached him and said, “You have the right to have whatever you want; any food, pleasure or amusement.”

Charmed, Juan did everything he dreamed of doing during his life. After many years of pleasures, he sought the fellow in white and asked, “I have already experienced everything I wanted. Now I need to work in order to feel useful.”

“I am sorry,” said the fellow in white, “but that is the only thing I am unable to give you. There is no work here.”

“How terrible,” Juan said annoyed, “I will spend eternity dying of boredom! I’d much rather be in hell!”
The man in white approached him and said in a low voice:
“And where do you think you are?”
(from Coelho's Blog, "I'd rather be in hell")

banyak penafsiran seputar surga dan neraka. banyak lagu... banyak film... banyak buku... banyak lukisan... banyak banget deh olah pikir manusia yang dicurahkan untuk mereka-reka surga dan neraka. cerita ini salah satunya :) ...cerita ini sedikit membingungkan pada awalnya, baru pada bacaan kedua aku "merasa" bisa mengerti pesannya, ehm paling tidak aku punya penafsiran sendiri :D

konsep neraka yang ditawarkan cerita ini sangat menarik. menurutku kata kuncinya adalah perasaan bosan. sementara untuk surga ada perasaan berguna. aku gak akan bicara soal surga-neraka di akhirat :D sudah pasti aku bukan orang yang tepat. mari berbicara soal surga-neraka dunia saja :)

siksaan yang "sesuatu banget" di neraka adalah mendapatkan perlakuan yang sama selama-lamanya :) perlakuan ini bisa bermacam-macam, sesuai jenis dan kadar tabungan dosa. aku gak tau apa dosa karakter Juan ini sehingga dia layak mendapatkan siksaan berupa "kebosanan" yang diselimuti "kenikmatan."

manusia emang gak pernah puas... misalnya gini, libur Natal tahun ini jatuh pada hari minggu. banyak orang yang mengeluh (bahkan umat agama lain), bukan mengeluh soal apakah Natal layak dirayakan dengan hura-hura dan pesta sementara masih banyak orang yang menderita di sekitar kita. (temanku menulis lelucon sindiran di status FB-nya, kira-kira gini isinya "jangan lah engkau merayakan pesta Natal dengan berlebihan, jagalah hawa nafsu-mu. ingat ini bukan hari ulang tahun-mu, ini hari Ulang Tahun-Nya") bukan soal itu... tapi banyak yang menyesal kenapa libur Natal harus jatuh pada hari minggu yang emang sudah seharusnya libur :D.

pemerintah membuat aturan cuti bersama pada seninnya (26 desember). jadi ada ekstra 1 hari libur. jadi lumayan panjang kan libur akhir pekannya :) tapi ini pun masih ada yang ngeluh :D keluhannya begini, "libur panjang kok jadi geje gini ya?" (geje maksudnya gak jelas, artinya dia bingung mo ngapain). kalo dia bingung mo ngapain di hari libur, itu salah siapa? :D ini versi-dunia dari siksaan neraka (neraka versi cerita di atas), kenikmatan yang menyiksa.

diberi libur, ngeluh karena gak tau mo ngapain alias jenuh. diberi pekerjaan, pengen libur karena jenuh bekerja setiap hari. kok alasannya sama ya? jadi bukan soal kerja atau libur :)

tapi sekali lagi ini cuma soal perspektif. kalo lagi libur panjang, terus kita bingung mo ngapain, kebosanan melanda, kemudian kita merindukan hari kerja. lima hari bekerja, senin sampai jumat, kepala rasanya mo pecah, badan remuk-redam (karena latihan aikido tiap malam :D), dua hari terakhir (sabtu-minggu) rasanya indah banget :D saat pekerjaan menumpuk rasanya rebahan 5 menit aja udah "surgawi" banget tuh.

tapi ada juga yang punya prinsip "everyday is sunday" :D tiap hari kerjaannya libur, alias menganggur. orang-orang seperti ini sangat menikmati tidurnya yang panjang setiap hari, bangun sesuka hati. hobinya nongkrong, nonton TV sambil ngerokok dan ngopi. tapi percayalah... ini bukan hidup surgawi! :) maksudku, meskipun tampak nikmat di permukaan, enggak banyak orang yang mau hidupnya kayak gini. aku gak mau!

ada juga yang menemukan surganya di dalam pekerjaan. pekerjaan adalah hidupnya. bekerja adalah kenikmatan paripurna. "workaholic!" bahkan ada yang membawa pekerjaan sampai ke rumah, masuk ke dapur, masuk ke ruang tidur, naik ke kasur! percaya kan ada orang yang kayak gini? :) tapi ini juga bukan hidup surgawi! jiwa-raga kita butuh rehat, meskipun singkat. jangan lupa kita hidup bukan untuk bekerja, tapi bekerja untuk hidup. aku gak mau menghabiskan hidupku penuh untuk bekerja!

nah hidup seimbang emang sulit :D bekerja dengan giat dan menikmati hidup yang nikmat. membagi porsi hidup yang seimbang antara bekerja dan pesta emang tidak mudah, sulit untuk menakar persentase yang pas. hidup seimbang inilah surga-dunia :) kenikmatan bukan hadir karena kita selalu mendapatkan apa yang kita mau setiap saat dengan mudah, tapi juga bisa kita raih melalui nikmatnya berkeringat dan mencurahkan pikiran dalam sebuah proses kerja.

jadi surga-neraka itu ada dalam pikiranmu! kita yang membuat hidup kita ini seperti surga, atau seperti neraka.

nb: menurutku, ibadah bisa masuk ke dalam kategori pekerjaan atau hiburan, tergantung kita memaknainya :)

Tidak ada komentar: